26 Okt 2019

Maleficent: Mistress of Evil


Nonton Maleficent: Mistress of Evil, buat saya sangat menarik. Bukan soal ceritanya, tapi pada makhluk Dark Fey, di mana eksistensi mereka yang mesti tersisih dan harus sembunyi karena keganasan manusia. Mengingatkan pada fallen angels, perkawinan silang dengan manusia serta inner earth civilizations. Lebih jauh lagi, mereka mungkin yang dianggap sebagai alien. Seperti dugaan saya, alien yang ada di bawah bumi memang tidak berteknologi canggih, namun lebih spiritual dan berkemampuan psychic... (Nur Agustinus)

23 Okt 2019

Matriks Kinerja dan Popularitas

Pejabat publik saat ini nampaknya dituntut dua hal, pertama adalah kinerja dan yang kedua adalah popularitas. Kita bisa melihat dalam penunjukan menteri baru-baru ini, ada yang populer di masyarakat namun tidak ditunjuk kembali. Tapi mengapa ada yang tidak begitu populer namun tetap dipilih? Nampaknya kinerja juga menjadi kriteria penilaian yang utama. Sebenarnya, model seleksi seperti ini sudah umum, misalnya digunakan di kalangan lembaga survei untuk menilai elektabilitas. Berangkat dari hal ini, muncul ide untuk membuat matriks pejabat publik, dengan menilai aspek kinerja dan popularitasnya.

Saya menyebut yang berkinerja baik dan populer adalah tipe matahari. Dia akan bisa menjadi bagi organisasi yang dipimpinnya. Saya menggunakan nama-nama benda langit karena saya suka dengan astronomi. Berikutnya yang kedua, yang berkinerja baik atau tidak populer saya sebut sebagai tipe bulan. Bulan tidak selalu nampak cemerlang, tetapi bulan menerangi gelapnya malam. Memang ada waktu tertentu bulan tidak begitu kelihatan, namun keberadaannya tetap dibutuhkan.

Selanjutnya, tipe yang ketiga yaitu yang berkinerja tidak baik namun popularitasnya tinggi. Saya sebut ini sebagai tipe meteor. Kemunculan meteor memang indah, bahkan kehadirannya saat hujan meteor amat dinanti. Tapi apa manfaat meteor? Boleh dibilang hampir tidak ada, bahkan bisa menimbulkan kehancuran besar. Konon dinosaurus punah karena bumi terhantam meteor. Semakin besar "sang meteor", semakin buruk bagi organisasi. Kalau saya analogikan, tipe yang ini malah bisa menjadi parasit yang mengganggu. Kira-kira seperti itu. Lalu yang terakhir, keempat, adalah yang berkinerja buruk serta tidak populer. Saya sebut ini sebagai komet. Komet adalah anggota tata surya yang kehadirannya sangat jarang. Kehadirannya juga tidak populer karena sering dikaitkan dengan mitos akan ada bencana.

Nah, apakah tipe-tipe ini juga bisa diterapkan di dunia kerja profesional? Menurut saya tergantung dari pimpinan dan budaya organisasi yang ada. Ada bos yang tidak suka anak buahnya lebih populer dari dirinya. Tapi ada juga yang iklim organisasinya memberi peluang bagi orang-orang yang cemerlang.

Nur Agustinus
Surabaya, 24 Oktober 2019

15 Okt 2019

Bentor



Bentor atau becak motor ada di berbagai kota dan daerah. Di surabaya sendiri telah menjadi salah satu alat transportasi yang cukup umum. Keberadaannya sudah dilarang dengan perda, namun di bulan agustus 2019 lalu, ratusan pengemudi bentor melakukan unjuk rasa di depan kantor DPRD Jawa Timur. Alhasil, saat ini banyak bentor yang masih beroperasi.

Tentu pelarangannya, salah satunya berkaitan dengan masalah keamanan. Bentor bisa melaju dengan sangat cepat, karena menggunakan mesin motor. Namun seperti diketahui, motor yang dipakai bukan motor baru. Saya hanya memikirkan masalah keselamatan penumpangnya. Apa yang terjadi jika mengalami gagal pengereman? Atau mengalami kecelakaan sehingga bentor terguling? Tentu beda jika becak biasa yang terguling. Ini dengan kecepatan tinggi tentu akibatnya bisa lebih fatal. Masalahnya, harga nyawa di sini rasanya masih murah.

Selain itu, karena bentuknya jika dari depan masih seperti becak, ini juga membahayakan bagi pengendara lain serta pejalan kaki, khususnya saat menyeberang. Mata kita bisa memperkirakan antara jarak dan waktu. Tapi hal itu juga dipengaruhi persepsi. Ketika melihat ada sebuah becak berjalan, bisa saja perkiraannya becak tersebut akan sampai ke dekatnya masih lama, tetapi karena menggunakan mesin, maka bisa sampai hanya segera. Apalagi jika bentor itu ngebut.

Untuk keselamatan penumpang, yang tak ada sabuk pengaman atau menggunakan alat pelindung kepala, mungkin setidaknya harus ada besi penghalang. sebab naik bentor bisa serasa naik roller coaster, dan biasanya untuk wahana uji nyali seperti itu juga dilengkapi pengaman yang memadai. Atau, kita menunggu ada kecelakaan dulu yang melibatkan kehilangan nyawa?

5 Okt 2019

Apakah saya sahabatmu?


Barusan saya ke tukang potong rambut langganan, nganter Tiko, anak saya potong rambut. Pak Nasir, demikian namanya, beliau sudah saya anggap sebagai mentor saya. Kami ngobrol banyak, hingga beliau sampai pada tentang "ilmu".

Ada tiga macam ilmu, pertama ilmu untuk pribadi, kedua ilmu untuk sahabat dan ketiga ilmu untuk orang banyak. Kata beliau, kalau kita bicara ilmu pribadi kita ke orang lain, kita bisa dianggap gendeng (gila). Nah, ilmu untuk sahabat juga dibicarakan dengan hanya yang benar-benar sahabat. Untuk bisa disebut sahabat memang perlu kriteria tertentu. Kami belum tuntas membahas pengertian sahabat ini, namun bisa diartikan dengan satu frekuensi, satu tujuan... Tapi masih belum ketemu penjelasan kata-kata yang pas meski paham yang dimaksud. Ilmu pribadipun belum tentu cocok utk disampaikan ke sahabat.

Pelajaran hari ini yang saya dapat, sangat mencerahkan... kenapa di group wa atau fb yg satu topik sekalipun, kita bisa berselisih bahkan bertengkar... Supaya tidak dianggap aneh, kalau di group umum, kata beliau ya ngomong ilmu untuk orang banyak saja... 

3 Okt 2019

Transformasi dari percaya klenik ke orientasi teknologi melalui fiksi ilmiah


Paper ini dipresentasikan di Seminar Nasional HISKI-MLI tanggal 30 September 2019 di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Tema seminar adalah "Indonesia di Tengah Pascahumanisme: Merumuskan Model Humanisme Baru". Rekaman audio presentasi bisa dilihat di sini.

Presentasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Presentasi di Seminar Nasional HISKI-MLI di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 30 September 2019. Materi yang saya bawakan berjudul: "TRANSFORMASI DARI PERCAYA KLENIK KE ORIENTASI TEKNOLOGI MELALUI FIKSI ILMIAH"

Materi dan video presentasi ada di bagian bawah.





Rekaman audio/video presentasi








Teleskop

Saat ulang tahun ke 13 (1979), waktu itu kelas 2 SMP (kena perpanjangan 1,5 tahun), saya minta hadiah ulang tahun teleskop. Orangtua saya kemudian membelikan hadiah teleskop ini. Pembesaran maksimum 60 kali. Senang sekali bisa lihat kawah-kawah bulan, satelit Jupiter, cincin Saturnus dan Alpha Centauri adalah bintang kembar. Foto sekitar tahun 1981.

12 Sep 2019

Berawal di akhir, Berakhir di awal



Tahun 1983, saat masuk nominasi Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI, saya dengan sejumlah peserta lainnya sempat bertemu dengan Pak BJ. Habibie di kantor BPPT, Jakarta. Senang dan bangga mendengar penuturan rencana dan visi beliau tentang perkembangan teknologi dirgantara Indonesia dan ambisi besar Indonesia untuk membuat pesawat terbang sendiri. Pak Habibie membuat bangsa Indonesia mulai peduli dengan teknologi. Ada banyak majalah sains yang diterbitkan di masa itu. Saat tahun 1983, CN 235 memang masih belum terbang, masih menjadi sebuah rencana besar. Pak Habibie dengan gaya bicara yang penuh semangat, menatap tajam semua mata kami, anak-anak SMA, terus memberi dorongan dan keyakinan bahwa kita mampu melakukannya. Sebuah motto dari beliau yang selalu teringat: "Berawal di akhir, Berakhir di awal."

Terima kasih Pak Habibie.

14 Agu 2019

Buku: Alor Incident

Indonesia UFO Network
Alor Incident, 60 Years of Unknown 1959-2019

Oleh: Nur Agustinus dan Venzha Christ

Penerbit: Bina Grahita Mandiri
ISBN: 978-602-71493-5-9
Cetakan pertama: Juli 2019
Halaman: 76 + viii

Tak banyak orang mengetahui bahwa di Indonesia pernah terjadi sebuah peristiwa perjumpaan dengan UFO yang melibatkan sejumlah petugas polisi dan warga setempat. Kejadian di Kepulauan Alor ini berlangsung pada bulan Juli 1959. Sejumlah makhluk asing terlihat, sempat berkomunikasi, bahkan ada seorang anak yang diculik, kemudian terjadi penembakan oleh petugas kepolisian setempat hingga penampakan UFO berbentuk oval di pesisir pantai yang melesat dari Barat ke Timur. Menyimak laporan yang ada, insiden di Kepulauan Alor ini termasuk luar biasa. Investigasi pernah dilakukan  oleh Marsekal Muda TNI (Purn) J. Salatun. 

Setelah 60 tahun berlalu, apakah ada informasi lebih lanjut yang bisa digali? Siapa dan dari manakah mereka? Apa misi mereka selama di Pulau Alor dan Pulau Pantar?

Buku ini mencoba membahas tentang peristiwa tersebut.

Untuk pemesanan buku, bisa menghubungi:
Nur Agustinus
WA: 0818307319

Harga Rp 50.000,- (belum ongkir)
No Rek. BCA 6190005231
a.n. Agustinus Nur Pratidina



 


23 Jul 2019

River of Heaven



Saat mengikuti acara Indonesia UFO Network #2 di Yogyakarta, 21 Juli 2019, saya mendapatkan sebuah pencerahan. Harus saya akui, walau suka, saya memang kurang mendalami topik ancient aliens atau ancient arkeologi, termasuk yang dari sudut pandang non mainstream. Pencerahan itu saya dapatkan dari mas Erianto Rachman dari Human Earth. Saat itu topik yang dibawakan adalah tentang hubungan antara makrokosmos dengan mikrokosmos pada peradaban Mesir kuno.

Dari penjelasannya yang sangat menarik itu, saya baru sadar bahwa selama ini, galaksi kita yang namanya milky way atau jalan susu (disebut juga Bima Sakti), adalah sebuah “sungai yang mengalir di surga”. Memang sudah sejak lama saya memahami bahwa surga ini adalah heaven, sky atau langit. Saya tidak pernah membayangkan surga seperti kepercayaan orang-orang bahwa di sana merupakan tempat yang penuh permata, intan dan batuan yaspis yang indah sebagaimana ditulis di kitab-kitab kuno, karena bagi saya itu adalah metafora. Tapi mendengar ceramahnya mas Erianto Rachman, ternyata itulah yang sebenarnya. Yaitu, bagaimana masyarakat di masa lalu, memandang langit yang begitu indah, penuh intan permata di langit. Tentu saja, intan permata, batu delima dan yaspis itu adalah bintang-bintang yang bertaburan di langit.

Di masa lalu, saat manusia masih banyak tinggal di luar, padang gurun dan mengembara, maka duduk dengan memandang langit adalah sebuah kegiatan yang biasa dilakukan. Pemandangan langit juga pasti lebih luar biasa dibandingkan dengan saat ini. Belum ada polusi cahaya, tak ada juga polusi asap pabrik, maka sudah pasti langit akan nampak bertaburan bintang-bintang yang sangat indah dan cemerlang.

Pemandangan langitpun juga tidak sama dengan saat ini karena bumi dan matahari mengalami pergerakan. Dengan demikian, arah atau garis “sungai di surga” juga beda dengan saat ini. Mas Erianto menjelaskan tentang posisi sungai Nil yang pas bertemu dengan sungai atau jalan susu (milky way). Penjelasan ini langsung mengingatkan saya pada sungai di taman Eden yang kemudian membuat empat cabang di bumi, yaitu sungai Eufrat, Tigris, Gison dan Pison. Saat ini, di bumi yang dikenal hanya ada dua sungai yaitu Eufrat dan Tigris. Hasil penyelidikan ahli arkeologis, konon mengatakan bahwa kedua sungai yang lain sudah tertimbun pasir atau menjadi sungai yang ada di dalam tanah.

Boleh jadi, rasi-rasi bintang yang indah di langit, juga membuat orang-orang di masa itu membayangkan sebagai bidadari-bidadari yang rupawan. Dengan bintang-bintang cemerlangnya nampak bagai bidadari surga yang bermata jeli. Apakah sebuah kebetulan, jika Zodiaque de Denderah (Zodiak Dendera) dengan 48 rasi bintang dari Claudius Ptolemaus, diidentifikasi di antara yang hadir 72 rasi bintang di Zodiak tersebut.

Terlepas dari semua itu, kosmologi di masa lalu memang menakjubkan. Kita selalu terpesona melihat langit dan memuat kita merasa begitu kecil tak berdaya. Carl Sagan juga mengatakan bahwa bumi ini sebagai sebuah titik biru muda di jagad raya.... dan kita, manusia, hanyalah bagian dari debu bintang. 

(nur agustinus)

21 Jun 2019

Kosmos dan Pendidikan Karakter

Oleh SARAS DEWI

Dosen Filsafat UI
Jawa Pos, 22 Juni 2019


DALAM salah satu ceramahnya di Universitas Cornell pada 1994, Carl Sagan yang tengah berulang tahun ke-60 menutup pidato dengan mengatakan bahwa astronomi adalah suatu  pengalaman yang menggetarkan. Yang membangun karakter.


Dia merujuk pada hasil fotografi dari Voyager 1 yang memperlihatkan bumi sebagai rumah bagi kehidupan, yang tampak sebagai titik samar berwarna kebiruan. Itulah kenyataan kosmos ini.Bumi hanya sebagian kecil dari miliaran bintang yang terserak pada bentangan alam raya. Manusia bukan pusat. Manusia tidak mengendalikan hukum alam. Sebaliknya, manusia adalah spesies sekelebat dalam rentang kosmos yang primordial ini.

Kata-kata Carl Sagan itu membuat saya berpikir, bagaimana sains dapat menempa karakterseseorang. Sains dalam hal ini tidak terbatas bagaimana ia digunakan oleh para positivis maupun instrumental untuk kebutuhan hidup yang praktis. Tapi sebagai pola pikir.


Pola pikir ini tidak hanya soal ketatnya metode ilmiah, tapi yang melibatkan sensibilitas imajinasi, bahkan refleksi yang dapat menghadirkan sikap rendah hati dan belas kasih. Masyarakat yang menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan adalah masyarakat yang terperangkap di dalam tempurung. Masyarakat yang enggan mengejar kebenaran secara kritis akan rentan terhadap kebohongan dan kebencian.


Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Dua perempuan ilmuwan yang membicarakan krisis pendidikan di Indonesia adalah Premana Premadi dan Karlina Supelli. Mereka mempersoalkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia tidak mendorong individu menjadi berani dan kritis.

Premana Premadi membahas bagaimana kurikulum menjadi persoalan utama pendidikan Indonesia. Dia mengusulkan kurikulum yang berkelanjutan, yang menyasar pada tiga hal: individu, komunal, dan alam.


Individu dapat mengembangkan dirinya. Tidak saja terkait dengan cara-cara bertahan hidup, tetapi demi keberlanjutan masyarakat dan lingkungan hidup. Kurikulum ini tidak lagimenghasilkan peta mental yang terkotak-kotak, tetapi kesanggupan untuk memahami sebab akibat yang runtun.
Pandangan senada disampaikan filosof Karlina Supelli dalam Pidato Kebudayaan di DewanKesenian Jakarta. Dia soalkan bagaimana budaya dan pendidikan di Indonesia tidakmengembangkan nalar yang mandiri dan bebas. Peserta didik justru dicekam rasa takut. Takut untuk berbeda, takut untuk bertanya, dan terburu-buru ditargetkan untuk menjadi saleh. Kegagapan masyarakat terjadi karena tidak terbiasa melatih pikiran, untuk menguji asumsi-asumsi sebelum mendeklarasikan kebenaran.


Inspirasi kedua pemikir itu sangat dipengaruhi pembelajaran di observatorium. Karlina Supelli mengutip Johannes Kepler yang terilhami laju gerak planet yang mengitari matahari. Gerakan yang elegan itu mengumandangkan musik antariksa.

Musik harmoni alam raya Kepleryang diinterpretasikan kembali oleh Laura Spiegel, nantinya disertakan Carl Sagan dalam Cakram Emas Voyagers yang kini tengah mengembara di antara bintang sebagai pesan perkenalan bagi kemungkinan peradaban ekstraterestrial di samudra kosmik. Kosmos mengajarkan suatu filosofi tentang betapa mungilnya kita, alam raya membuat manusia terpesona dan gentar pada saat yang bersamaan.

Carl Sagan mengkritik antroposentrisme dan bagaimana kepandiran umat manusia akan menyebabkan penghancuran kehidupan di bumi. Pandangan sempit yang meletakkan manusia sebagai pusat dunia telah mengakibatkan kesembronoan manusia dalam memperlakukan lingkungan hidup.


Manusia harus berbenah diri. Salah satunya adalah dengan merombak orientasi pendidikan ke arah keberlanjutan lingkungan hidup. Pendekatan non-antroposentrik Sagan kini bergaung-gaung dalam data-data ilmiah yang telah dipublikasikan IPBES (Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services).

Laporan IPBES yang disusun ratusan ilmuwan dari seluruh dunia menyimpulkan bahwa bumi sedang terkikis keragaman hayatinya. Satu juta spesies satwa dan tumbuh-tumbuhan terancam punah dalam kecepatan yang begitu tinggi dikarenakan aktivitas manusia. Pada 14 sampai 19 Juni 2019, Observatorium Jakarta dibuka untuk umum. Masyarakat dapat datang dan menyaksikan bagaimana fenomena astronomi; susunan indah Bulan, Planet Jupiter, dan Planet Saturnus. Setiap sore menjelang malam, observatorium riuh dengan antusiasme masyarakat, khususnya anak-anak.

Di tengah problem kegandrungan terhadap berita bohong dan  ujaran kebencian, melihat kesukariaan masyarakat untuk belajar  dan meneropong angkasa merupakan sesuatu yang menyegarkan. Pengamatan melalui teropong  bintang adalah perjumpaan manusia yang fana dengan sesuatu  agung. Alam raya adalah segara  inspirasi yang mengasah pikiran  dan karakter manusia. (*)

2 Jun 2019

Immanuel Kant tentang kehidupan di planet lain




"Semua planet sudah atau akan dihuni, dan planet-planet yang jauh dari matahari mempunyai massa berkembang lebih panjang, barangkali dihuni oleh spesies yang lebih cerdas dibandingkan dengan penghuni bumi kita ini." ~Immanuel Kant

Sumber: Buku "Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra", oleh Prof. DR. Ahmad Tafsir, halaman 158.

Dikutip dari posting Widiani di FB BETA-UFO Network

Tentang Immanuel Kant :
http://en.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

28 Mar 2019

Online Course: HOSPITALITY MARKETING

Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti penginapan, rumah makan, event organizer, dan lain-lain di mana yang mengutamakan keramahtamahan. Namun dalam pembahasan kursus ini hanya dibatasi untuk bidang usaha kuliner, khususnya rumah makan.

Course Roadmap

Deskripsi kursus

Kursus ini memperkenalkan prinsip, konsep dan sistem yang digunakan di bidang pemasaran dalam industri hospitality.  Informasi tentang segmentasi pasar, riset pemasaran, hubungan masyarakat, promosi, pengemasan, strategi penetapan harga, dan masa depan pemasaran hospitality.

Tujuan Kursus

Kursus ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menganalisis kebutuhan pemasaran layanan yang khas. Ini bergantung pada studi kasus dunia nyata yang praktis pada berbagai bidang pemasaran yang beragam untuk memberi siswa pengetahuan yang lebih luas tentang isu-isu utama


Fase Pembelajaran

Anda bisa mengunduh (download) file Course Roadmap di sini



Week 1
Pendahuluan: Marketing Hospitality 
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 2
Segmentasi, Targeting & Positioning  
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 3
Analisis SWOT 
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 4
Marketing Mix – 4Ps  
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 5
Analisis Competitor  
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 6
Analisis Harga 
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 7
Rencana Pemasaran  
[Download Marketing Plan Template]

Tambahan: Business Model Canvas [Download Presentasi] [Uraian Penjelasan]
Week 8
UTS
Week 9
Strategi Daur Hidup Produk
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 10
Week 11
Memahami Perilaku Pelanggan
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 12
Hubungan Pelanggan
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 13
Saluran Pemasaran
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 14
Branding/Merk
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Week 15
Peran Teknologi dan Media Sosial dalam Pemasaran
[Download Presentasi] - [Uraian Penjelasan]
Materi: Marketing to Millenials
Week 16
UAS
Mulai: 28 Januari 2019

Sasaran kursus

Setelah menyelesaikan kursus ini, siswa harus dapat:

  • Jelaskan dan jelaskan dasar-dasar pemasaran
  • Mengevaluasi industri hospitality, segmentasi pasar dan menentukan positioning pasar
  • Identifikasi dan jelaskan metodologi pemasaran yang terkait dengan pengemasan, bahan jaminan dan dukungan promosi.
  • Terapkan strategi dan penetapan harga untuk memaksimalkan pendapatan
  • Mengembangkan rencana pemasaran dan anggaran untuk memaksimalkan sumber daya yang terbatas
  • Menunjukkan pemahaman tentang trend baru dalam teknologi pemasaran (media sosial, aplikasi mobile dan aplikasi E-Marketing) dan bagaimana mereka mengubah pemasaran di industri restoran dan hospitality lainnya.

Fasilitator/Instruktur:
Nur Agustinus
Psikolog, Penulis, Pengajar
Kantor: Bina Grahita Mandiri
Email: agustinus.nur@gmail.com
HP/WA: 0818307319
FB/IG: Nur Agustinus
www.nuragustinus.com












23 Mar 2019

Pesawat untuk Vito (2)

Rupanya Vito kurang puas dengan pesawat warna birunya yang berbadan gemuk. Dia ingin pesawat tempur model jet. Dengan bahan seadanya, yakni dari PVC, saya mencoba membuat pesawat jet untuk Vito.
Memotong pipa PVC dan membentuk seperti pesawat jet.
Sebelum dipasang kokpitnya.
Kokpit dipasang.
Diberi rudal dari udara ke udara dengan ballpoint bekas




Setelah jadi...





Pesawat untuk Vito (1)

Setelah membuat pesawat mainan dari PVC untuk Ferdinand Krista (bisa dilihat di sini), Vito ingin dibuatkan pesawat juga...

Kali ini membuat pesawat berbadan gemuk.

Vito ikut mewarnai pesawatnya...



Vito senang juga punya pesawat...

Tapi rupanya Vito juga ingin pesawat model jet fighter. Mungkin dia merasa pesawatnya kuno karena pakai baling-baling. Ingin tahu pesawat jet untuk Vito? Ikuti tulisannya di sini.



Popular Posts