12 Mei 2013

Mau sukses? Ambil resiko! (3/6)


Oleh: Nur Agustinus
  Asyiknya membaca buku "Always on Top" ini terutama karena cara penulis menyampaikannya dengan sederhana namun  sangat mengena. Masih di bab 1, bicara soal pentingnya kesuksesan, menurut Spencer, untuk meraih kesuksesan kita harus menerangkan dengan sejelas-jelasnya apa yang ingin kita raih. Lalu, kita harus bisa merencanakan dan menjalankan semua langkah yang ada dalam rencana tersebut. Kesuksesan mengajarkan kepada kita bagaimana membuat keputusan yang tidak terlalu kuno sekaligus tidak terlalu riskan. Nah, di sini kita akan membahas soal bagaimana mengambil resiko. Resiko itu merupakan suatu hal yang penting, sebab tanpa adanya resiko, tidak akan ada perubahan dalam hidup Anda.

Spencer dengan tegas menyatakan bahwa jika Anda selalu berada di zona nyaman, maka bakat yang Anda miliki akan sia-sia, membuat hidup Anda tidak berarti dan menyulitkan diri Anda sendiri. Sukses menegaskan kepada Anda bahwa Anda sendirilah yang bertanggung jawab akan sukses atau tidaknya diri Anda. Spencer kemudian menceritakan pengalamannya ketika berusia 18 tahun, ketika ditanya oleh pelatihnya, apakah ia membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan latihan olah raga yang berat. Spencer lantas menjawab, "Ya." Pada saat itu, pelatihnya memandanginya dengan tatapan kosong dan kemudian meninggalkannya. Pada saat itulah Spencer menyadari bahwa pelatih memberi petunjuk yang benar. Diri kita sendirinya yang seharusnya mengetahui jawaban atas pertanyaan kita sendiri. Intinya, jangan menjadi tergantung pada pelatih, kita harus bisa menjadi penentu hidup kita.

Membuat rencana perlu tapi kita juga harus bisa beradaptasi dalam meraih impian kita. Jangan kaku dengan rencana yang kita buat. Kita seringkali dipaksa untuk mengubah rencana sesuai dengan keadaan yang ada. Saya pernah membaca buku yang berjudul "The Adventures of Johnny Bunko: the Last Career Guide You'll Ever Need", karya Daniel H. Pink, di bagian awal bukunya ditulis: "There is No Plan". Jika tertarik bisa lihat ringkasannya di http://thoughtport.blogspot.com/2009/01/six-lessons-of-johnny-bunko.html Sebenarnya ini bukan berarti kita tidak membuat rencana sama sekali, tapi tidak boleh ada rencana yang kaku, sebab kita tidak pernah bisa memprediksi masa depan dan memastikan akan berada di mana kita nantinya. Tiga tahun lalu, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan berada di Universitas Ciputra. Saya juga tidak pernah membuat rencana untuk itu sebelumnya. Saya pribadi percaya bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. There is no coincidence and everything happens for a reason.

Satu hal yang tak boleh diabaikan adalah meningkatkan ketrampilan kita. Ketrampilan adalah fondasi di mana hidup yang produktif dan kaya dibangun di atasnya. Penguasaan ketrampilan yang baik akan membuat Anda percaya diri untuk melakukan berbagai hal. Menambah ketrampilan yang sudah Anda miliki merupakan hal wajib yang akan sangat berguna bagi Anda kelak.

Ingat, tidak semua peluang akan berakhir dengan kesuksesan. Jika modal rencana Anda berasal dari benda, orang dan uang yang tidak cukup untuk mengubah peluang menjadi kesuksesan, maka secara pasti peluang yang Anda miliki perlahan-lahan akan mati di tengah jalan. Hal yang paling parah adalah ketika modal rencana Anda menghilang satu per satu. Sebuah nasihat penting diberikan oleh Spencer, "Ketika Anda membuat sebuah rencana, pastikan bahwa ada cadangan modal yang masih tersisa ketika sesuatu yang buruk menimpa Anda." Saya jadi teringat dengan teori Effectuation yang dikembangkan oleh Saras Sarasvathy, di mana salah satu prinsipnya adalah "Affordable Loss", yakni sejauh mana kita siap rugi dan jangan sampai kalau kita mengalami kegagalan, kita tidak bisa bangkit lagi. Mengenai prinsip dalam efektuasi, bsia dilihat di: http://www.slideshare.net/nur2008/entrepreneurial-effectuation

Ada satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan. Pasti kita pernah dengar sebuah nasihat: "Kesehatan adalah segalanya." Untuk menjadi sukses, diperlukan kesehatan yang baik, pemikiran yang cerdas, terus menerus memperbaiki diri, menyeimbangkan berbagai aktivitas serta fokus pada kesuksesan jangka panjang. Saya ingin menggarisbawahi masalah kesehatan ini. Kesehatan adalah aset terbesar Anda. Jika Anda sakit, maka Anda akan menggunakan banyak uang, waktu dan tenaga untuk kembali menjadi sehat. Lakukanlah segalanya yang mungkin untuk tetap menjaga kesehatan Anda.

Di awal Spencer menegaskan takdir bahwa kita tidak terletak pada gen atau keadaan yang ada di sekitar kita. Jangan beranggapan bahwa orang yang lahir di keluarga kaya akan lebih sukses daripada yang dari keluarga kurang mampu. Semua itu tidak akan menentukan kesuksesan. Namun ada satu hal yang membedakan antara orang satu dengan yang lainnya, yakni karakter. Karakter seseorang dibedakan dari tindakannya. Nilai diri Anda hanya bisa diukur dengan apa yang telah Anda lakukan dan apa yang telah Anda capai. Anda harus selalu melihat apakah kesuksesan Anda telah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Untuk mengetahui secara pasti apa dampak impian dan pendapat Anda, disarankan agar Anda berbicara dengan orang yang mendorong Anda untuk memiliki sebuah impian. Inilah perlunya kehadiran seorang mentor dalam hidup kita. Dengan bimbingan mentor, kita bisa mengetahui cara mengatasi berbagai kesulitan yang kita hadapi. Mentor yang baik hanya memberi tahu caranya, solusinya harus kita temukan sendiri.

Dengan demikian, satu-satunya yang harus Anda kendalikan dalam hidup adalah tindakan Anda. Ketika tindakan Anda merupakan ekspresi dari bakat dan kemampuan spesial yang dimiliki, maka itu berarti Anda telah melakukan tindakan pengembangan diri. Bakat tersembunyi Anda terdapat di tempat yang tersembunyi dan satu-satunya cara mengeluarkan bakat Anda adalah dengan melakukan sesuatu yang menghasilkan. Bakat dan ketrampilan unik Anda bagaikan mata uang yang bisa ditukar dengan barang dan jasa.

(bersambung)

Popular Posts