Oleh: Nur Agustinus
Seperti biasa, untuk mengisi waktu perjalanan, saya membawa sebuah buku. Kali ini buku yang saya ambil dari rak buku berjudul "Always On Top: Prinsip-prinsip mengagumkan agar selalu bahagia di segala aspek kehidupan Anda." Judul asli buku ini dalam bahasa Inggris adalah "Turn It Up!: How to Perform at Your Highest Level for a Lifetime" ditulis oleh Dr. Jeffrey Spencer. Semula saya mengira buku ini biasa-biasa saja seperti kebanyakan buku-buku tentang bagaimana menjadi bahagia. Namun ketika memulai membaca pendahuluannya, saya menemukan banyak hal menarik. Langsung saya ambil bolpoin dan membuat coret-coret di buku, menggaris bawahi kalimat yang menurut saya penting. Perjalanan di atas bus yang bergoyang membuat garis yang saya buat tidak bisa rapi, tapi kalau tidak begitu, nanti saya lupa bagian mana yang penting tadi.

Membaca halaman berikutnya, Jeffrey, penulis buku ini mengemukakan bahwa kesuksesan sejati akan menghasilkan keberkahan, rasa aman, optimis dan menjadikan orang suka menolong sesama. Menurutnya, semua rasa itu merupakan tanda yang menyertai sebuah kesuksesan. Ini membuat saya makin tertarik membaca buku ini. Banyak orang yang saya temui, yang masih merasa harus mengejar kesuksesan, hidup dalam ketidakpastian dan ragu akan masa depan. Karena saat ini aktivitas saya banyak dalam pendidikan entrepreneurship, saya jadi berpikir, mindset entrepreneurship itu bagaimana bisa ada kalau orang itu sendiri belum merasa sukses? Ini menjadi sebuah paradoks, untuk berentrepreneur, seseorang harus yakin akan kemampuan diri dan optimis menghadapi masa depan. Tapi di sisi lain, mereka yang belum merasa sukses, ketika diajak berpola pikir entrepreneur, dirinya sendiri masih ragu. Akibatnya, biasanya di dalam seminar-seminar motivasi dan kewirausahaan, orang dengan mudah terbawa suasana seminar sehingga bangkit semangat dan keinginannya untuk menjadi entrepreneur, tapi setelah beberapa hari, rasa ragu kembali menyelimuti diri. Bahkan banyak yang kemudian apatis dan tidak percaya lagi dengan seminar motivasi atau pendidikan kewirausahaan. Ini tidak mengherankan, sebab dari apa yang dikemukakan Dr. Spencer, orang yang belum sukses memang memiliki banyak keraguan dalam diri. Lalu bagaimana jalan keluarnya?

Banyak orang ketika ditanya tentang hidupnya, sudah merasa puas. Meski kebanyakan orang menginginkan kehidupan yang sederhana dan berpikir bahwa kehidupan seperti itu adalah kehidupan yang mereka inginkan, menurut Spencer sebenarnya tidak begitu. Saya menggaris bawahi sebuah kalimat di halaman 8, "Orang yang paling bahagia adalah orang yang selalu mengejar tujuan mereka secara berkala dan menciptakan tantangan pada diri mereka secara bertahap." Jadi, orang yang ingin bahagia dan sukses tidak akan merasa nyaman jika hidupnya hanya itu-itu saja. Mereka tidak akan lepas dari fokus mereka untuk terus maju mengejar impian yang lebih baik.
Kabar baiknya juga, kita semua memiliki bekal yang sama dengan manusia yang lain untuk mencapai keusuksesan. Rahasianya untuk mendapatkan gairah, produktivitas, kegunaan dan hidup yang bahagia adalah mengetahui dan memastikan bakat apa yang bisa membuat kita mencapai produktivitas yang tiggi, sehingga kita dimungkinkan untuk memikirkan dan menggunakan usaha kita untuk mencapai tujuan. Kalimat ini menurut saya penting, sebab kita seringkali hanya ikut-ikutan saja, tidak fokus pada potensi yang kita memiliki, lebih fokus pada kelemahan kita, padahal kalau kita tahu apa yang menjadi kekuatan kita dan menggunakannya secara optimal, maka hasilnya akan sungguh luar biasa. Namun, Spencer mengingatkan bahwa orang sukses tahu bahwa bakat saja tidak cukup. Yang jauh lebih utama adalah memfokuskan waktu dan usaha untuk mengembangkan ketrampilan untuk mewujudkan aspirasi serta menempatkan diri dalam sebuah rencana yang baik.
Apakah semudah itu? Coba tanyakan kepada orang sukses, kebanyakan dari mereka akan mengatakan bahwa hambatan terbesar dan paling sulit untuk dihadapi adalah hambatan yang ada pada pikiran sendiri. Saking kuatnya hambatan ini, beberapa orang bahkan memilih untuk menyerah atau bahkan tak berani bermimpi sama sekali untuk masa depan yang lebih baik. Akan tetapi, bagi mereka yang berhasil mengatasinya -- dan kitapun pasti juga bisa melakukannya -- secara bertahap dengan menempa mental, fisik dan bakat, akan bisa mulai melakukan transformasi hidup menajdi sebuah dinamo kesuksesan yang kuat sepanjang hayat.
Spencer menegaskan bahwa takdir kita tidak terletak pada gen atau keadaan yang ada di sekitar kita, namun masa depan kita tergantung dari apa yang kita kerjakan. Kunci sukses adalah mengembangkan dan melaksanakan rencana yang matang dengan konsistensi sesuai dengan bakat, waktu dan keuangan. Sukses adalah sesuatu yang bisa dipelajari siapa saja. Sukses merupakan level alami dalam hidup, namun ada aturan-aturan yang perlu diikuti.

(bersambung)