(Oleh: Nur Agustinus)
Jika kita mengamati fenomena UFO, maka kita mempunyai dugaan sekaligus harapan bahwa mereka datang dari luar angkasa. Alam semesta yang berisikan galaksi, bintang-bintang dan planet-planet, tentu menimbulkan tanda tanya, apakah hanya di planet Bumi ini saja ada kehidupan cerdas. Rasa ingin tahu ini seakan terjawab dengan hadirnya sejumlah UFO yang telah terlihat oleh sekian banyak saksi mata, bahkan ada yang sempat memotret atau mengambil gambar videonya. Namun banyak orang masih ragu akan keberadaannya. Terlebih karena pada umumnya para ilmuwan bersikap skeptis terhadap fenomena UFO ini.
Sekarang marilah kita berangkat dengan sebuah asumsi terlebih dahulu. Asumsi ini bukan kesimpulan, tapi dasar yang akan kita gunakan sebagai bahan pemikiran. Oleh karena itu, kita tidak perlu mempertanyakan mengenai kebenaran asumsi, melainkan ini hanya sebagai sebuah pengandaian saja.
Marilah kita berasumsi bahwa UFO itu ada atau dengan bahasa lain, jika UFO itu ada, maka tentunya akan banyak hal yang secara logis harus terjadi. UFO yang dimaksud di sini tentunya adalah sebuah kendaraan yang dipergunakan oleh makhluk cerdas dari luar planet bumi. Kita tidak berasumsi tentang UFO atau makhluk yang datang dari dimensi lain atau dari waktu yang berbeda, namun marilah kita batasi asumsi kita dengan makhluk luar bumi atau makhluk luar angkasa.
1. Mereka tidak datang hanya sekarang
Apakah mereka baru saja datang ke planet bumi ini? Adalah sebuah kebetulan jika saat ini kita memiliki teknologi ruang angkasa lalu kemudian kita juga menerima tamu yang datang dari planet lain. Menurut pendapat saya, kedatangan mereka sangat mungkin sudah sejak masa lalu. Hanya saja kemampuan pemahaman manusia berbeda-beda dari masa ke masa.
Dengan asumsi ini, maka kedatangan mereka sudah sejak masa lalu dan jika itu memang terjadi, maka besar kemungkinan ada di antara mereka yang telah berbaur dengan manusia bumi di jaman dahulu.
2. Mereka tidak hanya datang ke Bumi
Jika kita berasumsi bahwa mereka berasal dari luar bumi, tentunya, kita dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya mengunjungi planet bumi saja. Artinya, bumi bukan merupakan satu-satunya tempat tujuan. Jika mereka berasal dari luar tata surya kita, menurut pendapat saya, mereka pasti juga akan mengunjungi benda-benda angkasa lain yang ada di tata surya kita, terutama benda-benda langit yang menarik perhatian mereka.
Hal ini berarti, jika mereka telah mengunjungi bumi, sudah pasti mereka juga pergi ke bulan, ke planet Mars, Venus, Jupiter, satelit-satelit Jupiter, demikian juga planet yang lainnya.
Ini sebuah pemikiran logis saja. Tentu saya tidak akan menghadirkan bukti-bukti keberadaan UFO di planet Mars, misalnya, namun merupakan sebuah hal yang masuk akal jika mereka juga mengunjungi Mars.
3. Membangun pangkalan
Lalu, yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah mereka hanya berkunjung saja? Apakah hanya sekedar lewat, melakukan pengamatan atau melakukan sesuatu di sana, dan kemudian pergi lagi? Menurut saya tentu tidak demikian. Besar kemungkinan mereka akan melakukan pendaratan, mencoba bisa tinggal di sana, tentunya dengan membangun sebuah pangkalan atau koloni. Hal yang paling mudah dalam membangun sebuah pangkalan di mana kondisi permukaan tidak sesuai dengan kebutuhan fisik, adalah membuat pangkalan di bawah tanah. Pangkalan bawah tanah jelas memiliki tingkat keamaan yang baik, kerahasiaan terjamin dan pengaturan sistem habitatnya juga mudah. Di permukaan sering menghadapi beberapa masalah seperti cuaca, jatuhnya meteor atau serangan dari pihak lain. Di bawah permukaan secara umum memiliki keunggulan trategis.
Jika kita kaitkan dengan kehadiran mereka di planet-planet lain, serta mereka telah lama melakukan pengembaraan di luar angkasa, maka sangat mungkin pula mereka sudah tinggal lama sekali (ribuan tahun) selain di bumi, jika di planet-planet sekitar kita. Maka tak heran jika mereka yang tinggal di sebuah planet tertentu, keturunannya sudah merasa menjadi penduduk planet tersebut. Hal ini membuat saya masih bisa menerima jika ada klaim yang mengatakan bahwa mereka dari planet Venus atau Mars, misalnya. Padahal, jika kita amati planet Venus maupun Mars, maka jelas tidak mungkin bisa ada makhluk hidup di sana, apalagi yang cerdas. Namun, menurut pendapat saya, bukan mustahil suatu saat manusia juga pergi ke planet Venus dan mencoba tinggal di sana.
4. Bahaya penyakit
Manusia bisa sakit karena ulah sebuah mikro-organisme, baik berupa baksil, bakteri maupun virus. Ketika kita mengamati cerita "The War of The Worlds", kita sering dibuat kecewa mengenai akhir dari kisah serangan aliens yang ternyata selesai begitu saja saat aliens keluar dari pesawat mereka dan kemudian mati dengan sendirinya karena ulah mikro-organisme yang ada di bumi ini. Namun, bagaimana dengan sebaliknya?
Ketika astronaut NASA ke bulan, mereka memasuki sebuah ruangan karantina untuk mencegah adanya mikro-organisme yang ikut terbawa dari luar angkasa ke bumi, yang dikhawatirkan berbahaya untuk manusia. Lalu, bagaimana dengan makhluk luar angkasa yang datang ke bumi? Apakah mereka paham akan prosedur karantina? Apakah mereka cukup hati-hati untuk tidak membawa mikro-organisme mereka ke bumi? Bisa saja hal itu aman untuk mereka namun tidak untuk makhluk di bumi. Di planet bumi ini berulang kali terjadi wabah yang luar biasa. Apakah mungkin jika salah satunya disebabkan karena virus atau bakteri yang ikut terbawa oleh makhluk UFO? Sejauh ini tidak ada perhatian serius tentang hal ini, terutama sejauh mana orang yang melakukan kontak atau korban penculikan oleh alien, diperiksa dengan seksama, apakah mereka membawa kuman penyakit yang berbahaya dari luar angkasa?
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 5 November 1918, wabah influenza mulai menyebar di Islandia yang dicurigai dibawa oleh para penumpang kapal Botnia dari Denmark. Banyak orang jatuh sakit pada beberapa hari pertama dan secara cepat penyakit ini menyebar di Islandia. Dalam dua minggu saja, di kota Reykjavik, ibu kota Islandia, 10.000 orang tewas akibat penyakit ini.
Tahun 1918-1919 adalah tahun ketika wabah influenza menyebar luas di Eropa. Pada musim semi tahun 1918, penyakit tersebut menyebar di Perancis dan dikenal dengan nama Flu Spanyol. Pada musim panas tahun itu, di Amerika, ribuan tentara tewas akibat flu Spanyol ini. Pada akhir musim panas, influenza menyebar ke Jerman dan lebih dari 400.000 warga Jerman tewas. Di Inggris, influenza mulai muncul pada bulan Mei 1918 dan menyebar dengan cepat hingga menewaskan 228.000 orang. Diperkirakan, di seluruh dunia lebih dari 70 juta orang tewas akibat wabah ini. Wabah ini seakan menambah penderitaan setelah perang dunia pertama (1914-1918).
Mengapa tiba-tiba saja ada virus yang mematikan ini? Bisa saja wabah ini akibat adanya pembuatan senjata biologi berupa virus mematikan selama perang dunia pertama. Namun apakah mungkin ini merupakan virus yang dibawa bersama dengan kehadiran makhluk dari luar angkasa di bumi? Apa yang terjadi sebelum itu? Jika dikaitkan dengan kehadiran makhluk ET, maka pada tahun 1917, kita bisa mendapatkan data tentang penampakan Fatima di Portugal. Penampakan ini menurut pengamatan para ufolog saat ini, sangat mirip dengan penampakan UFO beserta perjumpaan dengan makhluk dari luar angkasa. Francisco Marto, salah seorang dari tiga anak yang melihat penampakan itu, meninggal dunia tahun 1919, sementara adiknya yang juga menyaksikan, yakni Jacinta Marto, meninggal tahun 1920. Tentu saja, kita tidak bisa dengan gegabah mengatakan bahwa kehadiran makhluk ET ini adalah yang membawa wabah mematikan. Di sisi lain, masyarakat tradisional Indonesia sendiri sering mengkaitkan munculnya fenomena aneh di langit dengan adanya pagebluk (wabah penyakit yang menyerang secara massal).
Selain itu, penampakan UFO memang juga muncul di tahun 1916 saat penerbang Letnan J. E. Morgan sedang terbang di ketinggian 5000 kaki, dia melihat sebuahy deretan sinar. Menduga bahwa itu adalah Zeppelin Jerman, dia menembak dengan pistol Webley Scott pistol. Sinar itu kemudian naik dan secara cepat menghilang. Ini merupakan catatan pertama dari penampakan benda terbang aneh dari pesawat terbang. Jangan lupa juga dengan peristiwa ledakan Tunguska, Siberia, pada tahun 1908. Jika itu memang merupakan sebuah ledakan UFO yang jatuh (ada juga teori lain tentang ledakan Tunguska ini), maka kita mesti memikirkan bahwa ada konsekuensi dari kehadiran makhluk ET, yakni mikro-organisme lain yang ikut bersama mereka, yang mungkin tidak berbahaya untuk mereka, tapi bisa mematikan bagi makhluk bumi.
5. Motivasi mereka
Jika mereka pertama kali datang ke bumi, barangkali motivasi mereka adalah untuk melakukan eksplorasi. Seperti kalimat yang muncul di awal film seri Star Trek: "Space, the final frontier. These are the voyages of the Starship Enterprise. It's ongoing mission: to explore strange new worlds, to seek out new life and new civilizations, to boldly go where no one has gone before."
Apakah makhluk ET yang datang ke bumi ini bertujuan hanya sekedar eksplorasi luar angkasa? Manusia dengan sejarah panjangnya yang penuh dengan peperangan, selalu mempunyai bayangan bahwa jika ada makhluk ET ke bumi, bukan mustahil mereka akan melakukan invasi. Hanya saja, di sisi lain ada pertanyaan, jika teknologi mereka begitu hebat, mengapa kita masih aman-aman saja sampai sekarang? Ataukah, kita saat ini sudah menjadi jajahan mereka tanpa kita sadari?
Kalau kita bandingkan dengan manusia di bumi, ada beberapa tipe manusia yang ada berdasarkan nilai yang dianutnya. Secara teorinya ada 6 tipe, yakni manusia agama, manusia pengetahuan, manusia politik, manusia seni, manusia sosial dan manusia ekonomi. Apakah sistem nilai di komunitas ET juga sama? Apakah ada di antara mereka yang berjiwa dagang? Atau mungkin berambisi untuk berkuasa? Atau seperti peneliti yang haus akan pengetahuan? Dan lain sebagainya.
Manusia yang baru mencapai prestasi di bidang perjalanan luar angkasa, umumnya yang berangkat ke luar angkasa adalah dari kalangan militer atau mantan militer. Mengapa? Apakah ini karena mereka secara fisik lebih baik? Atau ada hal lain yang dipertimbangkan, misalnya maslaah kerahasiaan teknologi? Bersama dengan tim militer, biasanya ikut tim peneliti (manusia pengetahuan). Belakangan memang ada manusia ke luar angkasa hanya sekedar untuk berwisata. Namun, barangkali belum ada manusia dengan nilai (value) agama pergi ke luar angkasa. Mungkin suatu saat mereka juga akan ke sana.
Jika makhluk ET mempunyai sistem nilai yang hampir mirip dengan manusia di bumi, tentu menarik untuk mempelajari motivasi mereka. Kita ketahui berdasarkan apa yang terjadi di publik, ada beberapa aliran kepercayaan yang berdasarkan hasil komunikasi dengan makhluk ET. Ini biasanya terjadi melalui proses yang disebut dengan channeling. Terlepas dari benar atau tidaknya isi pesan maupun apakah benar memang manusia dikontak oleh makhluk ET, menarik jika makhluk ET datang jauh-jauh dari planet mereka hanya untuk menyebarkan ajaran moral dan kebijaksanaan. Para misionaris dari luar angkasa ini dengan gigih mengajarkan agar manusia sadar akan kekeliruannya dan hidup damai sehingga bisa masuk ke tahapan dimensi berikutnya. Tentu saja, tidak semua orang bisa percaya akan hal ini.
Motivasi makhluk ET memang tidak bisa dijelaskan dengan pasti, terlebih jika makhluk ET yang datang ke bumi tidak hanya satu kelompok saja. Bisa saja mererka yang datang ke bumi ini dari tempat yang berbeda beda, saling tidak mengenal satu sama lain, dan baru bertemu di sini. Masing-masing mungkin punya misi atau motivasi yang berbeda. Bagaimana jika ada konflik di antara mereka? Hal ini biasanya terlewatkan dari pemikiran para ufolog.
Kita di bumi ini yang mendapat edukasi dari film Star Trek, bahwa federasi tidak boleh campur tangan di sebuah planet yang secara teknologi belum mencapai teknologi perjalanan antar bintang, mengira bahwa sikap sembunyi-sembunyi dari UFO ini adalah bagian dari aturan antar galaktik itu. Tapi apakah mereka juga menonton Star Trek?
Manusia bisa sakit karena ulah sebuah mikro-organisme, baik berupa baksil, bakteri maupun virus. Ketika kita mengamati cerita "The War of The Worlds", kita sering dibuat kecewa mengenai akhir dari kisah serangan aliens yang ternyata selesai begitu saja saat aliens keluar dari pesawat mereka dan kemudian mati dengan sendirinya karena ulah mikro-organisme yang ada di bumi ini. Namun, bagaimana dengan sebaliknya?
Ketika astronaut NASA ke bulan, mereka memasuki sebuah ruangan karantina untuk mencegah adanya mikro-organisme yang ikut terbawa dari luar angkasa ke bumi, yang dikhawatirkan berbahaya untuk manusia. Lalu, bagaimana dengan makhluk luar angkasa yang datang ke bumi? Apakah mereka paham akan prosedur karantina? Apakah mereka cukup hati-hati untuk tidak membawa mikro-organisme mereka ke bumi? Bisa saja hal itu aman untuk mereka namun tidak untuk makhluk di bumi. Di planet bumi ini berulang kali terjadi wabah yang luar biasa. Apakah mungkin jika salah satunya disebabkan karena virus atau bakteri yang ikut terbawa oleh makhluk UFO? Sejauh ini tidak ada perhatian serius tentang hal ini, terutama sejauh mana orang yang melakukan kontak atau korban penculikan oleh alien, diperiksa dengan seksama, apakah mereka membawa kuman penyakit yang berbahaya dari luar angkasa?
Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 5 November 1918, wabah influenza mulai menyebar di Islandia yang dicurigai dibawa oleh para penumpang kapal Botnia dari Denmark. Banyak orang jatuh sakit pada beberapa hari pertama dan secara cepat penyakit ini menyebar di Islandia. Dalam dua minggu saja, di kota Reykjavik, ibu kota Islandia, 10.000 orang tewas akibat penyakit ini.
Tahun 1918-1919 adalah tahun ketika wabah influenza menyebar luas di Eropa. Pada musim semi tahun 1918, penyakit tersebut menyebar di Perancis dan dikenal dengan nama Flu Spanyol. Pada musim panas tahun itu, di Amerika, ribuan tentara tewas akibat flu Spanyol ini. Pada akhir musim panas, influenza menyebar ke Jerman dan lebih dari 400.000 warga Jerman tewas. Di Inggris, influenza mulai muncul pada bulan Mei 1918 dan menyebar dengan cepat hingga menewaskan 228.000 orang. Diperkirakan, di seluruh dunia lebih dari 70 juta orang tewas akibat wabah ini. Wabah ini seakan menambah penderitaan setelah perang dunia pertama (1914-1918).
Mengapa tiba-tiba saja ada virus yang mematikan ini? Bisa saja wabah ini akibat adanya pembuatan senjata biologi berupa virus mematikan selama perang dunia pertama. Namun apakah mungkin ini merupakan virus yang dibawa bersama dengan kehadiran makhluk dari luar angkasa di bumi? Apa yang terjadi sebelum itu? Jika dikaitkan dengan kehadiran makhluk ET, maka pada tahun 1917, kita bisa mendapatkan data tentang penampakan Fatima di Portugal. Penampakan ini menurut pengamatan para ufolog saat ini, sangat mirip dengan penampakan UFO beserta perjumpaan dengan makhluk dari luar angkasa. Francisco Marto, salah seorang dari tiga anak yang melihat penampakan itu, meninggal dunia tahun 1919, sementara adiknya yang juga menyaksikan, yakni Jacinta Marto, meninggal tahun 1920. Tentu saja, kita tidak bisa dengan gegabah mengatakan bahwa kehadiran makhluk ET ini adalah yang membawa wabah mematikan. Di sisi lain, masyarakat tradisional Indonesia sendiri sering mengkaitkan munculnya fenomena aneh di langit dengan adanya pagebluk (wabah penyakit yang menyerang secara massal).
Selain itu, penampakan UFO memang juga muncul di tahun 1916 saat penerbang Letnan J. E. Morgan sedang terbang di ketinggian 5000 kaki, dia melihat sebuahy deretan sinar. Menduga bahwa itu adalah Zeppelin Jerman, dia menembak dengan pistol Webley Scott pistol. Sinar itu kemudian naik dan secara cepat menghilang. Ini merupakan catatan pertama dari penampakan benda terbang aneh dari pesawat terbang. Jangan lupa juga dengan peristiwa ledakan Tunguska, Siberia, pada tahun 1908. Jika itu memang merupakan sebuah ledakan UFO yang jatuh (ada juga teori lain tentang ledakan Tunguska ini), maka kita mesti memikirkan bahwa ada konsekuensi dari kehadiran makhluk ET, yakni mikro-organisme lain yang ikut bersama mereka, yang mungkin tidak berbahaya untuk mereka, tapi bisa mematikan bagi makhluk bumi.
5. Motivasi mereka
Jika mereka pertama kali datang ke bumi, barangkali motivasi mereka adalah untuk melakukan eksplorasi. Seperti kalimat yang muncul di awal film seri Star Trek: "Space, the final frontier. These are the voyages of the Starship Enterprise. It's ongoing mission: to explore strange new worlds, to seek out new life and new civilizations, to boldly go where no one has gone before."
Apakah makhluk ET yang datang ke bumi ini bertujuan hanya sekedar eksplorasi luar angkasa? Manusia dengan sejarah panjangnya yang penuh dengan peperangan, selalu mempunyai bayangan bahwa jika ada makhluk ET ke bumi, bukan mustahil mereka akan melakukan invasi. Hanya saja, di sisi lain ada pertanyaan, jika teknologi mereka begitu hebat, mengapa kita masih aman-aman saja sampai sekarang? Ataukah, kita saat ini sudah menjadi jajahan mereka tanpa kita sadari?
Kalau kita bandingkan dengan manusia di bumi, ada beberapa tipe manusia yang ada berdasarkan nilai yang dianutnya. Secara teorinya ada 6 tipe, yakni manusia agama, manusia pengetahuan, manusia politik, manusia seni, manusia sosial dan manusia ekonomi. Apakah sistem nilai di komunitas ET juga sama? Apakah ada di antara mereka yang berjiwa dagang? Atau mungkin berambisi untuk berkuasa? Atau seperti peneliti yang haus akan pengetahuan? Dan lain sebagainya.
Manusia yang baru mencapai prestasi di bidang perjalanan luar angkasa, umumnya yang berangkat ke luar angkasa adalah dari kalangan militer atau mantan militer. Mengapa? Apakah ini karena mereka secara fisik lebih baik? Atau ada hal lain yang dipertimbangkan, misalnya maslaah kerahasiaan teknologi? Bersama dengan tim militer, biasanya ikut tim peneliti (manusia pengetahuan). Belakangan memang ada manusia ke luar angkasa hanya sekedar untuk berwisata. Namun, barangkali belum ada manusia dengan nilai (value) agama pergi ke luar angkasa. Mungkin suatu saat mereka juga akan ke sana.
Jika makhluk ET mempunyai sistem nilai yang hampir mirip dengan manusia di bumi, tentu menarik untuk mempelajari motivasi mereka. Kita ketahui berdasarkan apa yang terjadi di publik, ada beberapa aliran kepercayaan yang berdasarkan hasil komunikasi dengan makhluk ET. Ini biasanya terjadi melalui proses yang disebut dengan channeling. Terlepas dari benar atau tidaknya isi pesan maupun apakah benar memang manusia dikontak oleh makhluk ET, menarik jika makhluk ET datang jauh-jauh dari planet mereka hanya untuk menyebarkan ajaran moral dan kebijaksanaan. Para misionaris dari luar angkasa ini dengan gigih mengajarkan agar manusia sadar akan kekeliruannya dan hidup damai sehingga bisa masuk ke tahapan dimensi berikutnya. Tentu saja, tidak semua orang bisa percaya akan hal ini.
Motivasi makhluk ET memang tidak bisa dijelaskan dengan pasti, terlebih jika makhluk ET yang datang ke bumi tidak hanya satu kelompok saja. Bisa saja mererka yang datang ke bumi ini dari tempat yang berbeda beda, saling tidak mengenal satu sama lain, dan baru bertemu di sini. Masing-masing mungkin punya misi atau motivasi yang berbeda. Bagaimana jika ada konflik di antara mereka? Hal ini biasanya terlewatkan dari pemikiran para ufolog.
Kita di bumi ini yang mendapat edukasi dari film Star Trek, bahwa federasi tidak boleh campur tangan di sebuah planet yang secara teknologi belum mencapai teknologi perjalanan antar bintang, mengira bahwa sikap sembunyi-sembunyi dari UFO ini adalah bagian dari aturan antar galaktik itu. Tapi apakah mereka juga menonton Star Trek?
6. Teknologi
Makhluk UFO datang dari tempat yang jauh, dari gugusan bintang-bintang yang jaraknya sangat fantastis untuk ukuran manusia saat ini. Bagi kita yang sudah mengenal teknologi, jelas untuk bisa mengarungi ruang angkasa membutuhkan teknologi yang tidak sederhana. Tak heran jika banyak peneliti bahkan juga dinas rahasia negara yang berusaha memperoleh teknologi itu.
Bagaimana caranya?
Meskipun banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membantah adanya UFO, namun tak dapat disangkal bahwa mereka sering melakukan upaya penyergapan serta berusaha menembak jatuh pesawat makhluk luar angkasa itu. Beberapa memang jatuh, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, tepatnya di gurun Kalahari. Demikian pula dengan jatuhnya UFO di Roswell dan Aztec, New Mexico. Belum lagi pernah ada berita bahwa ada UFO yang jatuh di Siberia. Singkat kata, insiden jatuhnya UFO bukan hanya satu atau dua kali saja.
Lalu, apa yang bisa diperoleh dari temuan reruntuhan pesawat itu? Teknologi apa yang bisa diambil? Mungkinkah membuat pesawat serupa dengan bahan yang ada di bumi? Atau, setidaknya, adakah perangkat-perangkat khusus di pesawat UFO yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia?
Tentu tak ada bukti kuat, teknologi apa saja yang diambil dari reruntuhan UFO itu. Berikut adalah beberapa peralatan yang diduga berasal dari teknologi UFO. Sumbernya adalah buku "The Day After Roswell" karya Kolonel Phil Corso.
Makhluk UFO datang dari tempat yang jauh, dari gugusan bintang-bintang yang jaraknya sangat fantastis untuk ukuran manusia saat ini. Bagi kita yang sudah mengenal teknologi, jelas untuk bisa mengarungi ruang angkasa membutuhkan teknologi yang tidak sederhana. Tak heran jika banyak peneliti bahkan juga dinas rahasia negara yang berusaha memperoleh teknologi itu.
Bagaimana caranya?
Meskipun banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membantah adanya UFO, namun tak dapat disangkal bahwa mereka sering melakukan upaya penyergapan serta berusaha menembak jatuh pesawat makhluk luar angkasa itu. Beberapa memang jatuh, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, tepatnya di gurun Kalahari. Demikian pula dengan jatuhnya UFO di Roswell dan Aztec, New Mexico. Belum lagi pernah ada berita bahwa ada UFO yang jatuh di Siberia. Singkat kata, insiden jatuhnya UFO bukan hanya satu atau dua kali saja.
Lalu, apa yang bisa diperoleh dari temuan reruntuhan pesawat itu? Teknologi apa yang bisa diambil? Mungkinkah membuat pesawat serupa dengan bahan yang ada di bumi? Atau, setidaknya, adakah perangkat-perangkat khusus di pesawat UFO yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia?
Tentu tak ada bukti kuat, teknologi apa saja yang diambil dari reruntuhan UFO itu. Berikut adalah beberapa peralatan yang diduga berasal dari teknologi UFO. Sumbernya adalah buku "The Day After Roswell" karya Kolonel Phil Corso.
- Integrated circuit chips
- Fibre optics
- Lasers
- Night-vision equipment
- Super-tenacity fibers (such as Kevlar plastic Armour)
- Psychotropic devices, yang dapat menterjemahkan pikiran manusia menjadi signal untuk mengontrol mesin.
- Stealth aircraft technology
- Star Wars particle-beam devices.
Lihat: http://www.phils.com.au/corso.htm
7. Perilaku yang berbeda
Kita sering berpikir bahwa makhluk cerdas harusnya seperti manusia. Padahal belum tentu. Bahasa dan perilaku yang ditampilkan bisa dimaknai berbeda. Tertawa bagi kita, belum tentu artinya sama untuk mereka. Seperti yang pernah dipertanyakan, apakah alien tersenyum?
Manusia dengan segala kompleksitasnya, memang sulit dimengerti makhluk lain. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Alex Collier, makhluk luar angkasa heran dengan emosi manusia. Bagaimana seorang polisi bisa menembak seorang penjahat, lalu kemudian dengan segera menolongnya agar tidak sampai mati. Hal seperti ini mengherankan mereka.
Namun, yang menarik adalah, apakah makhluk ET mempelajari budaya manusia? Apakah mereka bisa menikmati musik-musik karya kita? Melihat film yang dibuat para sineas kita? Atau, mereka seperti kucing, yang tidak akan bergoyang-goyang kaki meski ada musik merdu? Apakah aliens juga memutar DVD player dan melihat film-film box office? Apakah ada televisi di sana, atau setidaknya radio dan memantau berita atau keadaan di bumi? Sejauh yang diceritakan oleh para korban penculikan oleh alien, tak ada seperti itu, bahkan bisa saja makhluk UFO tidak menggunakan kamera (tidak menyimpan foto/gambar).
Ketika makhluk UFO tidak mau mendarat terbuka, maka kita bertanya-tanya mengapa? Apa tujuan atau sebab mereka menghindari perjumpaan secara terbuka? Barangkali memang sudah itu bawaan mereka? Seperti anak autis yang enggan bertemu dengan orang lain.
Di sisi lain, ada satu yang istimewa dari mereka, yakni kemampuan mereka menjaga rahasia. Belum pernah ada makhluk UFO yang bisa diiming-iming uang atau hal lain untuk membocorkan rahasia yang ada. Maka menjadi tanda tanya, apakah mungkin makhluk UFO membocorkan rahasia bahwa mereka memiliki pangkalan di Segitiga Bermuda? Apakah mereka membocorkan rahasia bagaimana sistem kerja pesawat mereka. Sama sekali tidak pernah. Mereka begitu erat menjaga kerahasiaannya. Tak ada makhluk UFO yang bisa disuap, apalagi korupsi. Ini mungkin karena sistem ekonomi mereka berbeda. Selain itu, barangkali saja sistem kesadaran mereka bersifat kolektif, yang terangkai satu dengan yang lain melalui sistem seperti telepati. Singkat kata, psikologi ala manusia belum tentu bisa diterapkan secara universal kepada makhluk UFO.
8. Pertahanan Keamanan
Sejarah manusia di planet bumi tidak pernah berhenti dari peperangan. Walau bisa jadi lebih banyak manusia yang mendambakan perdamaian, namun kenyataan perang tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Pengalaman perang dunia pertama dan kedua yang cukup fatal tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan sangat mungkin munculnya pesawat UFO yang dianggap canggih akan menjawab ambisi untuk berkuasa. Artinya, siapa yang menguasai teknologi UFO boleh jadi akan menjadi negara paling hebat di planet ini.
Namun ini bukan masalah teknologi semata. Seperti Ronald Reagan pernah mengatakan di tahun 1988, "occasionally think how quickly our differences, worldwide, would vanish if we were facing an alien threat from outside this world", jelas ini merupakan pemikiran logis tentang adanya bahaya dari makhluk luar angkasa.
Tentu kita berharap agar makhluk luar angkasa yang datang ke planet bumi ini adalah pelancong antariksa yang membawa misi damai. Tapi bagaimana jika tidak?
Menurut Carl Sagan, (dalam buku yang berjudul Kosmos, yang sudah diterbitkan dlm bhs indonesia) kemungkinan adanya peradaban yang setara di alam semesta ini adalah sangat kecil. Artinya, kehidupan cerdas seperti dan setara manusia ini, boleh jadi saat ini merupakan satu-satunya. Yang lain, mungkin masih merupakan bentuk kehidupan yang sangat primitif, atau memang bisa juga ada satu peradaban yang sudah sangat-sangat maju.
Carl Sagan berpendapat bahwa dalam proses perkembangan kecerdasan dan peradaban, sangat mungkin makhluk cerdas akan melewati masa "saling bermusuhan", ingin menguasai satu dengan yang lainnya, di mana hal ini menyebabkan terjadinya penindasan, peperangan dan kehancuran peradaban mereka sendiri. Yang tidak menyadari akan hal ini, maka peradaban mereka akan hancur dan punah dengan sendirinya. Artinya, secara alamiah, setiap makhluk cerdas mengalami masa kritis yang mengarah kepada kehancuran dan kemusnahan ras mereka sendiri.
Namun, jika mereka berhasil melalui masa kritis itu dan menyadari bahwa hakikat kehidupan mereka tidak untuk menguasai dan menindas, maka mereka akan selamat. Persoalannya, jika mereka sudah masuk dalam fase seperti ini, maka mereka adalah "makanan empuk" bagi ras cerdas yang masih dalam tahap "agresor". Jadi, yang mungkin dilakukan oleh ras makhluk cerdas yang sudah melewati masa kritis itu jika menjumpai makhluk cerdas yang masih "biadab", harusnya mereka menghindari kontak (demi keamanan mereka sendiri) atau mereka mencoba memberi pelajaran atau bantuan supaya bisa melwati masa kritis itu dengan baik.
Memang, mungkin saja kita menjumpai makhluk cerdas dari luar angkasa (atau dimensi lain) yang memiliki sifat agresif (sama seperti kita). Dan bila ini terjadi, maka konflik antar planet akan dengan mudah terjadi. Saat ini, jika kita bertemu dengan mereka, banyak yang beranggapan kita mirip suku indian primitif bersenjatakan panah atau sumpit melawan sebuah ras dengan senjata api. Namun Carl Sagan skeptis akan hal ini. Jika ada alien yang bertujuan menguasai bumi, mengapa hal itu tidak dilakukan segera sebab jika memang ada, hal itu mudah dilakukan oleh mereka.
Memang, proses evolusi makhluk cerdas belum tentu mengarah kepada sifat "damai". Jika ada ras yang super dan selalu "menang" dan berhasil menguasai ras yang lain, maka mereka sampai hari ini, meskipun usianya sudah sangat-sangat tua, maka mereka tetap saja bersikap sebagai "penyerang". Artinya, meski tingkatan evolusinya sudah dianggap maju, bisa saja mereka tetap memiliki spirit warrior.
Saat ini, di bumi berkembang berbagai macam peradaban. Dan sulit rasanya membayangkan kalau di bumi ini semua makhluk cerdasnya (manusia) adalah golongan spiritualis (dianggap mencapai kesadaran spiritual tinggi). Bagaimanapun, pasti akan tetap ada yang memilih sebagai pedagang, prajurit, seniman, dan lain-lain. Dan saya yakin, di ras-ras yang berkembang di luar angkasa-pun, juga ada jenis-jenis seperti itu di setiap kehidupan mereka. Persoalannya, berdasarkan pengalaman manusia sendiri, golongan yang meluncur ke luar angkasa, adalah golongan "ksatria", atau tentara. Meski tentara untuk bisa mewujudkan ambisi menguasai luar angkasa itu membutuhkan bantuan para ilmuwan dan pengusaha, namun biasanya yang "berangkat" pertama kali adalah dari golongan militer. Dominasi militer dalam penjelajahan luar angkasa, bagaimanapun mungkin juga dilakukan oleh ras-ras alien dari luar bumi. Jika seandainya mereka menemukan sebuah planet seperti bumi ini, yang mungkin dianggap makmur oleh mereka, apakah mereka akan bertindak mirip bangsa spanyol saat mendarat di amerika tengah? Atau yang datang adalah kelompok seperti Florence Nightingale atau Ibu Theresa yang siap membantu segala macam kelaparan, bencana, penyakit yang ada di bumi ini?
Tak heran jika manusia di bumi, terutama negara yang memiliki kemampuan persenjataan yang hebat serta teknologi luar angkasa, mau tidak mau harusnya memikirkan kemungkinan datangnya makhluk dari luar angkasa. Apa yang harus dilakukan? Apakah kita akan memperkuat pertahanan kita? Seperti ada pepatah, "A "strong fence makes good neighbors" dan jangan lupa semboyan militer ini. "Si Vis Pacem Para Bellum" yang artinya dalam bahasa Inggris "If you seek peace, prepare for war" (Jika kamu menginginkan perdaimaian, bersiaplah untuk perang).
Sejarah manusia di planet bumi tidak pernah berhenti dari peperangan. Walau bisa jadi lebih banyak manusia yang mendambakan perdamaian, namun kenyataan perang tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Pengalaman perang dunia pertama dan kedua yang cukup fatal tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan sangat mungkin munculnya pesawat UFO yang dianggap canggih akan menjawab ambisi untuk berkuasa. Artinya, siapa yang menguasai teknologi UFO boleh jadi akan menjadi negara paling hebat di planet ini.
Namun ini bukan masalah teknologi semata. Seperti Ronald Reagan pernah mengatakan di tahun 1988, "occasionally think how quickly our differences, worldwide, would vanish if we were facing an alien threat from outside this world", jelas ini merupakan pemikiran logis tentang adanya bahaya dari makhluk luar angkasa.
Tentu kita berharap agar makhluk luar angkasa yang datang ke planet bumi ini adalah pelancong antariksa yang membawa misi damai. Tapi bagaimana jika tidak?
Menurut Carl Sagan, (dalam buku yang berjudul Kosmos, yang sudah diterbitkan dlm bhs indonesia) kemungkinan adanya peradaban yang setara di alam semesta ini adalah sangat kecil. Artinya, kehidupan cerdas seperti dan setara manusia ini, boleh jadi saat ini merupakan satu-satunya. Yang lain, mungkin masih merupakan bentuk kehidupan yang sangat primitif, atau memang bisa juga ada satu peradaban yang sudah sangat-sangat maju.
Carl Sagan berpendapat bahwa dalam proses perkembangan kecerdasan dan peradaban, sangat mungkin makhluk cerdas akan melewati masa "saling bermusuhan", ingin menguasai satu dengan yang lainnya, di mana hal ini menyebabkan terjadinya penindasan, peperangan dan kehancuran peradaban mereka sendiri. Yang tidak menyadari akan hal ini, maka peradaban mereka akan hancur dan punah dengan sendirinya. Artinya, secara alamiah, setiap makhluk cerdas mengalami masa kritis yang mengarah kepada kehancuran dan kemusnahan ras mereka sendiri.
Namun, jika mereka berhasil melalui masa kritis itu dan menyadari bahwa hakikat kehidupan mereka tidak untuk menguasai dan menindas, maka mereka akan selamat. Persoalannya, jika mereka sudah masuk dalam fase seperti ini, maka mereka adalah "makanan empuk" bagi ras cerdas yang masih dalam tahap "agresor". Jadi, yang mungkin dilakukan oleh ras makhluk cerdas yang sudah melewati masa kritis itu jika menjumpai makhluk cerdas yang masih "biadab", harusnya mereka menghindari kontak (demi keamanan mereka sendiri) atau mereka mencoba memberi pelajaran atau bantuan supaya bisa melwati masa kritis itu dengan baik.
Memang, mungkin saja kita menjumpai makhluk cerdas dari luar angkasa (atau dimensi lain) yang memiliki sifat agresif (sama seperti kita). Dan bila ini terjadi, maka konflik antar planet akan dengan mudah terjadi. Saat ini, jika kita bertemu dengan mereka, banyak yang beranggapan kita mirip suku indian primitif bersenjatakan panah atau sumpit melawan sebuah ras dengan senjata api. Namun Carl Sagan skeptis akan hal ini. Jika ada alien yang bertujuan menguasai bumi, mengapa hal itu tidak dilakukan segera sebab jika memang ada, hal itu mudah dilakukan oleh mereka.
Memang, proses evolusi makhluk cerdas belum tentu mengarah kepada sifat "damai". Jika ada ras yang super dan selalu "menang" dan berhasil menguasai ras yang lain, maka mereka sampai hari ini, meskipun usianya sudah sangat-sangat tua, maka mereka tetap saja bersikap sebagai "penyerang". Artinya, meski tingkatan evolusinya sudah dianggap maju, bisa saja mereka tetap memiliki spirit warrior.
Saat ini, di bumi berkembang berbagai macam peradaban. Dan sulit rasanya membayangkan kalau di bumi ini semua makhluk cerdasnya (manusia) adalah golongan spiritualis (dianggap mencapai kesadaran spiritual tinggi). Bagaimanapun, pasti akan tetap ada yang memilih sebagai pedagang, prajurit, seniman, dan lain-lain. Dan saya yakin, di ras-ras yang berkembang di luar angkasa-pun, juga ada jenis-jenis seperti itu di setiap kehidupan mereka. Persoalannya, berdasarkan pengalaman manusia sendiri, golongan yang meluncur ke luar angkasa, adalah golongan "ksatria", atau tentara. Meski tentara untuk bisa mewujudkan ambisi menguasai luar angkasa itu membutuhkan bantuan para ilmuwan dan pengusaha, namun biasanya yang "berangkat" pertama kali adalah dari golongan militer. Dominasi militer dalam penjelajahan luar angkasa, bagaimanapun mungkin juga dilakukan oleh ras-ras alien dari luar bumi. Jika seandainya mereka menemukan sebuah planet seperti bumi ini, yang mungkin dianggap makmur oleh mereka, apakah mereka akan bertindak mirip bangsa spanyol saat mendarat di amerika tengah? Atau yang datang adalah kelompok seperti Florence Nightingale atau Ibu Theresa yang siap membantu segala macam kelaparan, bencana, penyakit yang ada di bumi ini?
Tak heran jika manusia di bumi, terutama negara yang memiliki kemampuan persenjataan yang hebat serta teknologi luar angkasa, mau tidak mau harusnya memikirkan kemungkinan datangnya makhluk dari luar angkasa. Apa yang harus dilakukan? Apakah kita akan memperkuat pertahanan kita? Seperti ada pepatah, "A "strong fence makes good neighbors" dan jangan lupa semboyan militer ini. "Si Vis Pacem Para Bellum" yang artinya dalam bahasa Inggris "If you seek peace, prepare for war" (Jika kamu menginginkan perdaimaian, bersiaplah untuk perang).
9. Duta Antariksa
Kebaradaan makhluk cerdas dari luar bumi memberi implikasi terjalinnya hubungan kerja sama antara berbagai pihak. Hubungan itu bisa dalam bentuk pertukaran teknologi, budaya, kerja sama perdagangan dan banyak hal lainnya. Di sisi lain, dalam sebuah hubungan bisa juga terjadi konflik, di mana jika tidak ada kata sepakat maka bisa terjadi putusnya hubungan bahkan kemungkinan perperangan.
Jika suatu saat telah terjadi hubungan secara terbuka, maka tidak mustahil akan ada duta antariksa. Apa yang ditayangkan di film fiksi ilmiah seperti Babylon 5 atau Star Trek, boleh jadi akan menjadi sebuah kenyataan di masa mendatang. Manusia akan menempatkan wakilnya di planet lain dan makhluk dari planet lain juga akan menunjuk duta antariksanya.
Yang menarik adalah, saat ini ada beberapa orang yang mengatakan bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai duta bagi mereka. Mengapa mereka tidak menunjukkan satu di antara mereka sendiri menjadi duta atau perwakilan mereka di bumi? Mengapa justru mereka menunjuk manusia untuk menjadi wakil mereka. Sebagian memang dikatakan bahwa mereka yang ditunjuk itu adalah masih "keturunan mereka" atau spirit yang ada dalam tubuh itu sebenarnya berasal dari mereka (semacam walk-ins atau wanderer).
Salah satu yang mengatakan bahwa dirinya adalah duta yang ditunjuk makhluk dari planet lain adalah Phillip Krapf, yang menceritakan tentang hal ini dalam bukunya yang berjudul "The Contact Has Begun". Krapf mengaku ditunjuk sebagai duta saat bertemu makhluk dari planet Verdant. Alex Collier juga menyebut dirinya sebagai duta (ambassador/messenger) dari Andromedans. Claude Vorilhon dari Raelian juga mengaku sebagai duta dari Elohim (Ambassador of the Elohim). Jelaila Starr adalah duta dari Nibiru. Billy Meier sendiri mengatakan dirinya sebagai "earthly ambassador to the Pleiadians".
Tentu banyak yang skeptik tentang hal ini. Jika keberadaan makhluk ET ini masih dipertanyakan, mengapa ada banyak orang yang mengaku sebagai duta antariksa dari berbagai planet yang berbeda? Lebih jauh lagi, kalangan skeptik juga tentu meragukan, sebab mereka yang terpilih sebagai "duta" adalah orang yang biasa-biasa saja. Itu sebabnya, di kalangan ufologi juga mempertanyakan hal yang sama. Apa agenda alien dengan menempatkan duta-duta antariksanya di bumi serta memilih orang yang biasa saja?
Eric Ouellet Ph.D. dalam artikelnya yang berjudul "The Political Sociology of Alien Encounters" mengemukakan bahwa salah satu alasan alien mengontak orang yang biasa saja adalah mencegah terjadinya histeria massa. Persoalannya, orang yang biasa ini, tentu tidak mempunyai akses yang khusus untuk berkuasa atau membuat keputusan, dan biasanya hanya mendapat pesan-pesan untuk kemanusiaan.
Memang, akhirnya komunitas-komunitas yang terbentuk dari orang-orang yang "mengikuti " para duta ini bisa jadi akan menjadi sebuah komunitas pemujaan (cult). Di mana hal ini jauh sekali dari gambaran duta antariksa yang ada di film-film sci-fi saat ini.
Implikasi logis dari kehadiran makhluk asing ini memang tidak lepas dari keberadan duta antariksa ini. Pertanyaannya adalah, mana klaim yang dapat dipercaya dan mana yang tidak. Untuk mengetahui hal ini, barangkali kita harus mengetahui, siapa saja entitas asing yang "bermain" di planet bumi ini, dan apa agenda mereka.
Kebaradaan makhluk cerdas dari luar bumi memberi implikasi terjalinnya hubungan kerja sama antara berbagai pihak. Hubungan itu bisa dalam bentuk pertukaran teknologi, budaya, kerja sama perdagangan dan banyak hal lainnya. Di sisi lain, dalam sebuah hubungan bisa juga terjadi konflik, di mana jika tidak ada kata sepakat maka bisa terjadi putusnya hubungan bahkan kemungkinan perperangan.
Jika suatu saat telah terjadi hubungan secara terbuka, maka tidak mustahil akan ada duta antariksa. Apa yang ditayangkan di film fiksi ilmiah seperti Babylon 5 atau Star Trek, boleh jadi akan menjadi sebuah kenyataan di masa mendatang. Manusia akan menempatkan wakilnya di planet lain dan makhluk dari planet lain juga akan menunjuk duta antariksanya.
Yang menarik adalah, saat ini ada beberapa orang yang mengatakan bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai duta bagi mereka. Mengapa mereka tidak menunjukkan satu di antara mereka sendiri menjadi duta atau perwakilan mereka di bumi? Mengapa justru mereka menunjuk manusia untuk menjadi wakil mereka. Sebagian memang dikatakan bahwa mereka yang ditunjuk itu adalah masih "keturunan mereka" atau spirit yang ada dalam tubuh itu sebenarnya berasal dari mereka (semacam walk-ins atau wanderer).
Salah satu yang mengatakan bahwa dirinya adalah duta yang ditunjuk makhluk dari planet lain adalah Phillip Krapf, yang menceritakan tentang hal ini dalam bukunya yang berjudul "The Contact Has Begun". Krapf mengaku ditunjuk sebagai duta saat bertemu makhluk dari planet Verdant. Alex Collier juga menyebut dirinya sebagai duta (ambassador/messenger) dari Andromedans. Claude Vorilhon dari Raelian juga mengaku sebagai duta dari Elohim (Ambassador of the Elohim). Jelaila Starr adalah duta dari Nibiru. Billy Meier sendiri mengatakan dirinya sebagai "earthly ambassador to the Pleiadians".
Tentu banyak yang skeptik tentang hal ini. Jika keberadaan makhluk ET ini masih dipertanyakan, mengapa ada banyak orang yang mengaku sebagai duta antariksa dari berbagai planet yang berbeda? Lebih jauh lagi, kalangan skeptik juga tentu meragukan, sebab mereka yang terpilih sebagai "duta" adalah orang yang biasa-biasa saja. Itu sebabnya, di kalangan ufologi juga mempertanyakan hal yang sama. Apa agenda alien dengan menempatkan duta-duta antariksanya di bumi serta memilih orang yang biasa saja?
Eric Ouellet Ph.D. dalam artikelnya yang berjudul "The Political Sociology of Alien Encounters" mengemukakan bahwa salah satu alasan alien mengontak orang yang biasa saja adalah mencegah terjadinya histeria massa. Persoalannya, orang yang biasa ini, tentu tidak mempunyai akses yang khusus untuk berkuasa atau membuat keputusan, dan biasanya hanya mendapat pesan-pesan untuk kemanusiaan.
Memang, akhirnya komunitas-komunitas yang terbentuk dari orang-orang yang "mengikuti " para duta ini bisa jadi akan menjadi sebuah komunitas pemujaan (cult). Di mana hal ini jauh sekali dari gambaran duta antariksa yang ada di film-film sci-fi saat ini.
Implikasi logis dari kehadiran makhluk asing ini memang tidak lepas dari keberadan duta antariksa ini. Pertanyaannya adalah, mana klaim yang dapat dipercaya dan mana yang tidak. Untuk mengetahui hal ini, barangkali kita harus mengetahui, siapa saja entitas asing yang "bermain" di planet bumi ini, dan apa agenda mereka.
10. Siapa saja mereka?
Mengamati banyaknya laporan UFO yang masuk, uniknya, jarang sekali ada bentuk UFO yang sama persis. Begitu banyak jenis atau bentuk UFO yang terlihat. Model yang beraneka ragam, kemampuan terbang yang berbeda-beda, menjadi tanda tanya, apakah pengunjung yang datang ke planet bumi ini berasal dari satu tempat atau lebih?
Ada juga laporan bahwa makhluk yang muncul saat UFO mendarat juga beraneka ragam jenisnya. Ini makin menjadi tanda tanya, siapa saja mereka? Apakah mereka merupakan satu perkumpulan atau masing-masing punya kelompok dan agenda sendiri-sendiri?
Kita mungkin masih terbiasa berpikir secara sentral, terutama dulu manusia juga pernah mengira bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Kini juga manusia mengira bahwa planet bumi ini begitu istimewa sehingga para alien datang untuk mengunjungi bumi. Barangkali bumi hanya sekedar tempat biasa di alam semesta yang luas ini, yang tidak ada istimewanya sama sekali bagi mereka. Mereka hanya berkunjung sebentar, atau bumi merupakan tempat transit untuk mengisi bahan bakar pesawat mereka. Siapa tahu bahan bakar yang mereka butuhkan adalah bahan yang sangat banyak di planet ini, misalnya air.
Namun, aktivitas yang meningkat akhir-akhir ini makin membuat tanda tanya. Banyak kasus-kasus unik yang terjadi di planet bumi ini. Misalnya kasus penculikan manusia oleh alien, kasus mutalasi hewan ternak, munculnya tanda-tanda aneh di ladang yang disebut dengan crop circle, termasuk juga adanya orang-orang yang mengaku telah dikontak secara khusus, baik secara fisik maupun telepati oleh entitas yang mengaku berasal dari luar angkasa.
Tidak mudah untuk menjawab, siapa saja mereka dan apakah informasi yang ada benar-benar akurat bisa dipercaya atau tidak. Namun menurut pendapat saya, makhluk cerdas yang telah memiliki kemampuan penjelajahan antar bintang, pastilah bisa membuat koloni di mana saja di sebuah planet dalam kondisi apapun. Mereka bisa membangun pangkalan di bawah tanah/permukaan, yang tentunya secara kondisi akan sama saja di mana saja meski di atas permukaan, kondisinya sangat berbahaya.
Saat ini di kalangan ufologi diketahui ada salah satu jenis makhluk ET yang diberi julukan sebagai "greys". Makhluk ini berbadan kurus, kepala besar, tidak berambut dan matanya besar berwarna hitam. Kulitnya yang pucat membuat mereka nampak keabu-abuan sehingga disebut "grey".
Mengamati banyaknya laporan UFO yang masuk, uniknya, jarang sekali ada bentuk UFO yang sama persis. Begitu banyak jenis atau bentuk UFO yang terlihat. Model yang beraneka ragam, kemampuan terbang yang berbeda-beda, menjadi tanda tanya, apakah pengunjung yang datang ke planet bumi ini berasal dari satu tempat atau lebih?
Ada juga laporan bahwa makhluk yang muncul saat UFO mendarat juga beraneka ragam jenisnya. Ini makin menjadi tanda tanya, siapa saja mereka? Apakah mereka merupakan satu perkumpulan atau masing-masing punya kelompok dan agenda sendiri-sendiri?
Kita mungkin masih terbiasa berpikir secara sentral, terutama dulu manusia juga pernah mengira bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Kini juga manusia mengira bahwa planet bumi ini begitu istimewa sehingga para alien datang untuk mengunjungi bumi. Barangkali bumi hanya sekedar tempat biasa di alam semesta yang luas ini, yang tidak ada istimewanya sama sekali bagi mereka. Mereka hanya berkunjung sebentar, atau bumi merupakan tempat transit untuk mengisi bahan bakar pesawat mereka. Siapa tahu bahan bakar yang mereka butuhkan adalah bahan yang sangat banyak di planet ini, misalnya air.
Namun, aktivitas yang meningkat akhir-akhir ini makin membuat tanda tanya. Banyak kasus-kasus unik yang terjadi di planet bumi ini. Misalnya kasus penculikan manusia oleh alien, kasus mutalasi hewan ternak, munculnya tanda-tanda aneh di ladang yang disebut dengan crop circle, termasuk juga adanya orang-orang yang mengaku telah dikontak secara khusus, baik secara fisik maupun telepati oleh entitas yang mengaku berasal dari luar angkasa.
Tidak mudah untuk menjawab, siapa saja mereka dan apakah informasi yang ada benar-benar akurat bisa dipercaya atau tidak. Namun menurut pendapat saya, makhluk cerdas yang telah memiliki kemampuan penjelajahan antar bintang, pastilah bisa membuat koloni di mana saja di sebuah planet dalam kondisi apapun. Mereka bisa membangun pangkalan di bawah tanah/permukaan, yang tentunya secara kondisi akan sama saja di mana saja meski di atas permukaan, kondisinya sangat berbahaya.
Saat ini di kalangan ufologi diketahui ada salah satu jenis makhluk ET yang diberi julukan sebagai "greys". Makhluk ini berbadan kurus, kepala besar, tidak berambut dan matanya besar berwarna hitam. Kulitnya yang pucat membuat mereka nampak keabu-abuan sehingga disebut "grey".
Sejak peristiwa penculikan oleh alien terhadap pasangan suami istri barney dan Betty Hill, mereka dianggap berasal dari gugusan bintang Zeta 2 Reticuli. Namun asal usul makhluk ET yang diketahui saat ini ada sangat banyak. Dari bintang-bintang yang kita ketahui namanya, ada yang mengaku berasal dari Sirius, Pleiades, Orion, Alpha Centauri, dari Lyra, Vega dan lain sebagainya. Planet lain yang tidak kita kenal, misalnya ada yang mengaku dari planet Ummo, dari planet Verdant, dan lainnya. Tentu ini makin membuat bingung. Antara percaya atau tidak, sebab ada juga kemungkinan orang yang bercerita itu melakukan kebohongan atau mungkin juga fantasi mereka yang berlebihan sehingga dianggapnya sebagai kenyataan.
Lalu, di kalangan peneliti masalah UFO, juga mengetahui adanya ras reptilian yang termasuk salah satu dari makhluk yang sering dikaitkan dengan UFO. Ada juga makhluk yang mirip dengan menusia namun dengan ukuran sedikit lebih kecil. Beberapa bentuknya agak aneh, mungkin ketika muncul, mereka menggunakan pakaian khusus yang tidak dikenali oleh manusia atau bisa saja yang keluar adalah sejenis robot.
Apapun itu, menurut saya, cukup banyak entitas yang datang ke bumi. Bisa saja di antara mereka merupakan sekutu erat, namun tidak menepis juga kemungkinan bahwa di antara mereka telah terjadi permusuhan.
Saat ini kita memang hidup di jaman serba teknologi dan manusia sudah berhasil menuju ke bulan dan menerbangkan pesawat antariksa menuju ke luar sistem tata surya. Manusia juga membangun fasilitas untuk mencari keberadaan makhluk cerdas di luar bumi dengan piring antena raksasa yang bisa
mendengarkan gelombang radio dari bintang yang jauh. Hanya saja, manusia yang tinggal di planet bumi ini, tentu harus memikirkan segala dampak yang baik maupun buruk atas adanya UFO. Entitas yang ada di balik UFO itu, bisa saja tidak peduli dengan keberadaan manusia. Mereka hanya ingin menjadi pengamat yang tidak turut campur. Tapi, siapa tahu ada juga yang memiliki sifat agresif dan ingin menguasai atau bahkan membuat kekacauan. Walau juga tidak menutup kemungkinan, ada entitas yang mau ikut campur membantu manusia, baik dalam perkembangan teknologi maupun sisi kemanusiaan.
Banyak hal yang menarik bisa dipelajari dari fenomena UFO ini. Banyak aspek-aspek yang terkait, mulai dari biologi, psikologi, eksopolitik, fisika, dan lainnya. Jika mereka sudah ada sejak dulu, maka kita mesti bertanya, apakah artefak yang ditemukan oleh para arkeolog mempunyai hubungan dengan makhluk ET di masa lampau? Semua itu tentu menarik untuk dipelajari. Di film Contact, yang dibuat berdasarkan novel karya Carl Sagan, tokoh dalam cerita Ellie Arroway berkata, "The universe is a pretty big place. It's bigger than anything anyone has ever dreamed of before. So if it's just us... seems like an awful waste of space." Akhirnya, saya teringat pada slogan yang ada di film Close Encounters of The Third Kind yang penah saya lihat, "We are not alone."
Lalu, di kalangan peneliti masalah UFO, juga mengetahui adanya ras reptilian yang termasuk salah satu dari makhluk yang sering dikaitkan dengan UFO. Ada juga makhluk yang mirip dengan menusia namun dengan ukuran sedikit lebih kecil. Beberapa bentuknya agak aneh, mungkin ketika muncul, mereka menggunakan pakaian khusus yang tidak dikenali oleh manusia atau bisa saja yang keluar adalah sejenis robot.
Apapun itu, menurut saya, cukup banyak entitas yang datang ke bumi. Bisa saja di antara mereka merupakan sekutu erat, namun tidak menepis juga kemungkinan bahwa di antara mereka telah terjadi permusuhan.
Saat ini kita memang hidup di jaman serba teknologi dan manusia sudah berhasil menuju ke bulan dan menerbangkan pesawat antariksa menuju ke luar sistem tata surya. Manusia juga membangun fasilitas untuk mencari keberadaan makhluk cerdas di luar bumi dengan piring antena raksasa yang bisa
mendengarkan gelombang radio dari bintang yang jauh. Hanya saja, manusia yang tinggal di planet bumi ini, tentu harus memikirkan segala dampak yang baik maupun buruk atas adanya UFO. Entitas yang ada di balik UFO itu, bisa saja tidak peduli dengan keberadaan manusia. Mereka hanya ingin menjadi pengamat yang tidak turut campur. Tapi, siapa tahu ada juga yang memiliki sifat agresif dan ingin menguasai atau bahkan membuat kekacauan. Walau juga tidak menutup kemungkinan, ada entitas yang mau ikut campur membantu manusia, baik dalam perkembangan teknologi maupun sisi kemanusiaan.
Banyak hal yang menarik bisa dipelajari dari fenomena UFO ini. Banyak aspek-aspek yang terkait, mulai dari biologi, psikologi, eksopolitik, fisika, dan lainnya. Jika mereka sudah ada sejak dulu, maka kita mesti bertanya, apakah artefak yang ditemukan oleh para arkeolog mempunyai hubungan dengan makhluk ET di masa lampau? Semua itu tentu menarik untuk dipelajari. Di film Contact, yang dibuat berdasarkan novel karya Carl Sagan, tokoh dalam cerita Ellie Arroway berkata, "The universe is a pretty big place. It's bigger than anything anyone has ever dreamed of before. So if it's just us... seems like an awful waste of space." Akhirnya, saya teringat pada slogan yang ada di film Close Encounters of The Third Kind yang penah saya lihat, "We are not alone."
* * *
Surabaya, 9 November 2008