12 Mei 2013

Sun Tzu: Strategi 'Perang' Bisnis Dari Timur (2/8)

Bagaimana Menjadi Panglima Yang Berhasil

-Oleh: Nur Agustinus-

Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari pemimpinnya. Demikian juga, keunggulan suatu pasukan selain karena kehebatan dari para prajuritnya, namun panglimanya jauh lebih menentukan. Hal ini disebabkan, dengan panglima yang hebat, maka prajurit yang ada bisa dilatih dengan baik, sementara dengan panglima yang buruk, prajurit yang baik berubah menjadi buruk.

Namun, menurut Sun Tzu, ada lima sifat berbahaya dalam kepribadian seorang panglima yang bisa membawa kehancuran. Itu harus dihindari. Bagaimana implikasinya dalam bisnis?

Sifat pertama yang berbahaya adalah panglima yang terlalu berani mati sehingga dapat terbunuh. Ini terlihat sekali dalam bidang usaha, seorang pengusaha atau pemimpin yang terlalu nekad, berani ambil resiko, melakukan spekulasi membabi-buta, sehingga bukan keuntungan yang diraih melainkan mengalami kerugian besar.

Sebaliknya, sifat kedua yang menurut Sun Tzu harus dihindari adalah takut mati. Karena panglima yang takut mati akan dengan mudah dapat ditangkap. Memang sungguh tepat apa yang diungkapkan Sun Tzu, bahwa pengusaha atau manajer yang terlalu ragu-ragu dalam mengambil resiko atau peluang, dapat dengan mudah dikalahkan oleh pesaing. Dari dua sifat negatif tadi, Sun Tzu mengajarkan agar tidak terlalu berani mati tetapi juga tidak takut mati. Kita harus bisa menempatkan diri dan mengatur porsi keberanian yang kita miliki.

Sifat negatif ketiga adalah terburu-buru dan cepat naik darah. Karena sifat ini bisa membuat sang panglima merasa terhina yang berakibat ia tidak dapat berpikir secara terarah. Demikian pula, pemimpin yang mudah emosi dan mudah terpancing, dapat dibakar emosinya sehingga akhirnya melakukan kesalahan yang tidak perlu.

Lebih jauh Sun Tzu menerangkan bahwa sifat keempat yang harus dihindari adalah panglima yang terlalu bersih dan selalu berusaha menjaga nama baiknya, karena dengan demikian ia dapat mudah dipermalukan. Ini juga bisa diterapkan dalam dunia bisnis, karena pemimpin yang terlalu idealis tidak bisa luwes dalam masyarakat, akhirnya membuat ia kurang bisa diterima.

Sifat mudah kasihan menurut Sun Tzu juga harus dihindari. Sebagai panglima, sifat mudah kasihan tidak baik karena suasana hati mudah terganggu dalam membuat keputusan. Itulah sebabnya, dalam bisnis diperlukan pemimpin yang tegas, mampu membuat keputusan dalam waktu singkat. Pemimpin yang terlalu dan mudah kasihan pada karyawannya akan menyebabkan kurang bisa tega dalam melancarkan suatu persaingan yang keras dan menuntut anak buahnya. Tidak berani menghukum dan menghindari konflik dengan bawahan sendiri karena kasihan.

Sun Tzu mengemukakan, pasukan yang kuat prajuritnya tetapi lemah perwiranya akhirnya pasti membangkang. Pasukan yang kuat perwiranya tetapi lemah prajuritnya akhirnya pasti tenggelam.

Hal yang sama dalam menyusun strategi bisnis, perusahaan yang pandai dan kuat karyawannya namun manajer/pemimpinnya kurang pintar, pasti dapat diperkirakan akan terjadi pemberontakan atau bawahan yang tidak patuh pada perintah. Sebaliknya yang terlalu pandai manajernya namun anak buahnya lemah, pasti tidak akan berhasil mengatasi masalah dengan baik. Itulah sebabnya dibutuhkan manajer atau pemimpin yang bisa membina anak buahnya. 


(bersambung)

Popular Posts