22 Nov 2015

Apa beda sales dan marketing?

Banyak perusahaan membuka lowongan marketing, tapi ternyata tugasnya sebenarnya adalah melakukan penjualan. Atau, orang banyak yang sering mencampuradukkan antara fungsi penjualan dengan pemasaran (marketing). Ada yang bilang marketing itu pasif, sementara selling itu aktif. Atau marketing itu di bagian dalam sementara sales di luar. Kalau marketing itu harus banyak mendengarkan, sementara sales banyak berbicara. Sebenarnya antara sales dan marketing adalah dua hal yang berbeda. Di manakah letak perbedaannya?

Kalau bisa saya beri gambaran secara umum, bedanya seperti ini. Kalau semisal Anda mau beli sebuah handphone, maka tentunya Anda punya kriteria HP yang hendak dibeli. Mungkin Anda tahu ada beberapa merk terkenal dan tipe yang sangat bagus. Tapi bisa jadi HP tersebut tidak cocok untuk Anda karena harga yang ditawarkan tidak pas. Demikian juga ada HP yang sangat murah, tapi tidak juga cocok. Artinya, Anda akan punya kisaran harga yang sesuai dengan HP yang diinginkan. Misalnya, Anda memilih merk "ABC", pertanyaannya adalah kenapa memilih merk itu? Nah, inilah tugas bagian marketing. Tujuan utama marketing adalah melakukan positioning. Apa itu? Positioning adalah bagaimana meletakkan produk ke benak pelanggan. Marketing dikatakan berhasil kalau di benak pelanggan yang ditarget, telah terjadi positioning tersebut.

Contoh lain, Anda ingin beli laptop. Merk apa yang muncul di benak Anda yang ingin Anda miliki? Itulah keberhasilan marketing. Karena dalam marketing melibatkan soal harga, promosi, tempat (place) dan produk. Contoh lain, Anda mau ke minimarket, ke manakah Anda pergi? 7 eleven? Indomaret? Toko biasa? Yang muncul di benak Anda dan membuat Anda ingin pergi, itulah keberhasilan marketing.

Lalu? Apa bedanya dengan sales? Sales bertujuan supaya orang membeli produk mereka. Marketing tidak bisa dibilang lebih luas cakupan daripada sales. Kedua hal ini sama sekali berbeda. Sekali lagi, Sales tujuannya adalah supaya orang membeli produknya. Jadi, kalau misalnya Anda dalam benak sudah senang dengan merk HP tertentu dan butuh ingin beli sebuah HP. Maka Anda pergi ke sebuah toko. Di sana, setelah ditawari macam-macam, ternyata Anda membeli merk yang lain, yang mungkin sebelumnya tidak pernah Anda pikirkan atau bayangkan bakal membelinya. Inilah keberhasilan seorang sales. Bahkan bisa saja, Anda tidak berencana membeli, tapi tiba-tiba tergerak membeli. Misalnya, tak ada rencana belanja, tapi lewat sebuah toko, bertuliskan diskon besar-besaran, 80% misalnya. Lantas Anda beli. Itu adalah bagian dari program penjualan. Anda tidak tertarik beli sesuatu, tapi karena penjualnya menarik, tampan atau cantik, bisa saja kemudian Anda kena rayu dan beli. Inilah bedanya.


Kalau Anda ke sebuah toko mau beli susu merk tertentu untuk anak, dan di sana ada SPG (sales promotion girl) dari susu merk lain. Kalau dia SPG yang handal, dia bisa membelokkan Anda untuk membeli susu merknya. Mungkin dengan menyampaikan manfaat, keunggulan dan hal lainnya. Bisa jadi Anda mengatakan, saya tidak mungkin membeli susu yang lain untuk anak saya. Itu berarti, Anda belum bertemu dengan seorang sales yang hebat.
 
Jadi, beda sales dan marketing bukan pada yang sales di luar sementara marketing di dalam. Bukan juga marketing itu lebih luas cakupannya. Marketing bertujuan agar produk atau toko atau usaha kita tertanam di benak pelanggan (atau calon pelanggan). sementara sales adalah berusaha membuat orang membeli produk/jasa yang dijualnya. Sales yang baik bisa membuat orang tertarik membeli, meski orang itu awalnya tidak berniat membeli merk tersebut. Fasilitas seperti garansi (layanan purna jual), fasilitas layanan antar, itu adalah program penjualan, bukan marketing. Marketing berusaha menentukan siapa target pelanggannya (customer segment yang disasar), lalu membuat produk yang sesuai. Dengan demikian, jangan sampai produk itu diluncurkan di pasar yang salah. Namun sales yang hebat, dia bisa menjual kepada siapa saja. Misalnya, saya bukan penggemar HP merk Apple. Brand Apple tidak cocok untuk saya. Tentu saya punya banyak alasan. Tapi kalau ada sales yang hebat, bisa saja kemudian membelinya. Contoh lain, program asuransi ditujukan kepada orang yang butuh rasa aman dan proteksi. Meski saya tahu manfaatnya, mungkin saya merasa saya tidak perlu beli asuransi. Atau, kalau ada program marketing yang bagus dan berhasil, mungkin di benak saya akan ada asuransi yang saya sukai, meski saya tetap saja belum tentu membelinya. Nah, sales yang hebat, bisa membuat saya membeli program asuransinya.




Popular Posts