1 Feb 2014
Jangan terbang terlalu rendah
Ada cerita mitologi Yunani, tentang Icarus, putra dari Daedalus, seorang penemu termuka di jamannya, yang ditawan oleh raja Minos di pulau terpencil. Kemudian Daedalus bersama anaknya berusaha melarikan diri dengan cara membuat sayap dari bulu dan lilin yang bisa membuat mereka terbang untuk meninggakan pulau tersebut.
Cerita ini umumnya diingat bahwa Icarus mengabaikan perintah ayahnya untuk tidak terbang terlalu dekat dengan matahari sehingga membuat lapisan lilin pada sayap meleleh yang membuatnya terjatuh ke laut dan tenggelam. Tapi sesungguhnya, pesan ayahnya adalah: “Anakku, ingatlah, kau tak boleh terbang terlalu dekat ke laut, karena aku khawatir kau akan jatuh ke air dan tenggelam.” Dan ayahnya melanjutkan, “Kau juga jangan terbang terlalu tinggi. Bila kau terlalu dekat pada matahari, lilin pada sayapmu akan leleh dan bulu-bulu ini akan terlepas.”
Apa yang dapat kita pelajari dari peringatan Daedalus kepada anaknya, Icarus? Kita sering kali mengingat pesan cerita ini agar menjadi orang jangan terlalu sombong, atau takabur ingin mencapai mimpi yang sangat tinggi. Kalau jatuh nanti akan sakit. Namun, yang sering kita lupa, juga jangan terbang terlalu rendah. Artinya, jangan punya impian yang cuma kecil. Terbang yang terlalu rendah bisa berbahaya, sebab kalau tersapu ombak, kita juga akan jatuh dan mati. Angin berubah sedikit saja, kita bisa terhempas, dan sangat membahayakan keselamatan juga.
Dalam berkarier maupun berusaha, pesan ini patut kita renungkan. Jangan terbang terlalu rendah. Terlalu rendah, yang lebih bahaya lagi adalah memberi perasaan aman. Tapi aman di sini sebenarnya sangat tidak aman. Keamanan yang kita rasakan sebenarnya menipu. Kalau kita bekerja tanpa mau mengambil resiko, kita akan jalan di tempat, tidak berusaha lebih tinggi. Akibatnya, dengan mudah orang lain atau pesaing kita mengalahkan kita dan usaha yang kita lakukan jadi mati.
Hal inilah yang dikemukakan oleh Seth Godin dalam bukunya "The Icarus Deception" (2012). Kita mesti punya tujuan yang tidak sangat tinggi namun juga tidak sangat rendah. Terlalu tinggi memang beresiko dan kalau kita nekad melakukannya tanpa perhitungan, maka akibatnya juga fatal.
Apapun kondisi kita, resiko selalu ada. Kita harus bisa mengelola resiko yang ada, mengkalkulasi dengan baik bahwa hal itu memang patut kita lakukan. Takut mengambil resiko dan merasa aman terbang terlalu rendah akan membuat keadaan kita berbahaya. Terbang terlalu tinggi juga punya resiko yang berbeda. Tentu, kita perlu mengatur seberapa tinggi sebaiknya kita terbang. Ini bukan sekedar mencari aman, namun bagaimana kita menghadapi resiko dengan selamat.
Salam entrepreneur!
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...