12 Mei 2013

Sun Tzu: Strategi 'Perang' Bisnis Dari Timur (4/8)

Menyiasati Berbagai Jurus Persaingan

-Oleh: Nur Agustinus-

Pertanyaan yang penting saat ini, bagaimana memainkan persaingan dengan sebaik-baiknya? Kalau dasar pemikirannya sudah dipahami, lalu, apa saja yang sebaiknya dilakukan. Bagaimana prinsip Sun Tzu dalam berperang.

Sun Tzu mengemukakan , "Mereka yang pandai berperang memegang inisiatif dan tidak membiarkannya beralih ke tangan musuh." Dengan demikian, bila hal ini hendak kita terapkan dalam bisnis, maka mereka yang pandai bersaing, haruslah selalu memegang inisitif dan tidak membiarkan peluang jatuh ke pihak pesaing.

Tidak banyak eksekutif yang memiliki inisiatif baik. Mungkin karena banyak waktu yang tersita untuk keperluan yang rutin, atau potensi kreativitasnya terhambat karena munculnya berbagai masalah yang sebenarnya tidak perlu. Namun yang penting, bagaimana seorang 'panglima bisnis' memanfaatkan peluang yang ada. Terlambat merespon satu peluang, maka kesempatan yang ada bisa jatuh ke tangan pihak pesaing.

Selanjutnya, secara rinci Sun Tzu mengemukakan tentang prinsip perang. Dikatakannya, dalil perang mirip dengan kodrat air, tentara selalu menghindari bagian yang padat dan memukul bagian yang kosong.

Hal ini sebenarnya dengan mudah dapat kita mengerti, sebab dalam bisnis, persaingan sebenarnya harus mirip kodrat air, artinya ia harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi/keadaan serta tidak kaku. Bagaimana kita bisa menghindari pesaing yang kuat atau medan yang sulit dan memukul kelemahan pesaing yang tidak dilindungi dengan baik.

Namun perang bukan cuma "maju terus, pantang mundur." Perang harus menggunakan berbagai macam siasat dan taktik untuk mengalahkan posisi lawan. Kadang kala, kondisi tidak memungkinkan untuk maju langsung menghadapi lawan, namun harus berputar.

Itulah sebabnya, Sun Tzu mengemukakan, dalam perang digunakan manuver. Manuver itu sulit karena hanya dengan jalan yang tidak langsung, tujuan dapat dicapai. Memang, dalam perang , kalau bertempur langsung ke arah yang dituju, mungkin akan mengalami kekalahan, namun dengan manuver, yakni berputar, justru dapat diharapkan kemenangan.

Hal ini sama juga perlu diingat oleh para eksekutif, yaitu melakukan manuver bisnis. Dalam bisnis, manuver juga perlu dilakukan. Diperlukan seperangkat langkah yang memang tidak sederhana dan membutuhkan waktu, kesabaran dan kecermatan. Namun, hasil dari manuver, justru itulah yang akan membawa kepada puncak keberhasilan suatu persaingan usaha.

Semua itu tidak lepas dari bagaimana sikap sang komandan dalam memimpin anak buah. Sikap yang kurang terkontrol bisa menyebabkan rencana yang telah disusun rapi menjadi berantakan. Seperti yang dikatakan Sun Tzu, jika komandan lapangannya marah dan tidak patuh, serta ketemu dengan musuh, karena mendongkol, masing-masing lalu melakukan pertempuran terpisah. Hal ini akan menyebabkan keruntuhan.

Nasehat ini perlu kita camkan, sebab kalau manajernya emosi dan tidak patuh pada pimpinan (Boss), kalau bertindak akan bekerja sendiri-sendiri dan tidak bersatu/tidak kerja sama. Akibatnya, hal ini menyebabkan kejatuhan perusahaan secara keseluruhan.

Selajutnya, Sun Tzu menambahkan, jika panglima lemah, tidak keras dan tidak tegas, instruksi tidak konsekuen, tugas dan kewajiban perwira dan prajuritnya sebentar-bentar diubah, jika susunan prajuritnya morat-marit, maka pasukana yang demikian pasti akan kalut. Memang, dalam kenyataan, apabila sang pemimpin terlalu lemah, tidak tegas, intruksi tidak jelas, terlalu sering berubah peraturan, maka karyawannya akan bingung/kalut. Kebingungan ini membuat mereak tidak bisa bekerja dengan baik.

Itulah sebabnya, Sun Tzu mengatakan, mengetahui medan, mampu membaca jalan pikiran lawan, membuat pihak musuh kalah dan membuat pihaknya menang, memperhitungkan keadaan medan, adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh panglima yang ulung. Tak heran, seorang manajer yang mengikuti nasehat Sun Tzu ini akan selalu berusaha memperhitungkan segala hal, termasuk keadaan usaha, jalan pikiran pesaingnya dan membuat perencanaan jitu.

Seperti kata Sun Tzu, mereka yang pandai berperang tidak pernah salah jalan, dan tidak kehilangan akal. Manajer atau pemimpin yang pandai menjalankan usahanya, tidak melakukan salah langkah dan tidak pernah kehabisan akal. 


(bersambung)

Popular Posts