12 Mei 2013

Sun Tzu: Strategi 'Perang' Bisnis Dari Timur (6/8)

Kedisiplinan Kunci Keberhasilan

-Oleh: Nur Agustinus-

Seperti telah diuraikan sebelumnya, adalah tugas seorang panglima untuk selalu melatih dirinya supaya sanggup bersikap tenang dan bersikap betul. Sikapnya yang tenang akan menjamin keberhasilannya dan sikapnya yang betul akan melahirkan teladan yang akan menjamin ketertiban anak buahnya.

Kalau kita benar-benar menghayati nasehatnya itu, maka seorang pemimpin harus sanggup melatih dirinya untuk bersikap tenang dan benar, menjaga kerahasiannya dan membuat citra yang baik supaya menjadi teladan bagi karyawannya. Kepekaan sang pemimpin dalam menangkap peluang usaha sangat penting, seperti yang diungkapkan oleh Sun Tzu, bila musuh membuka peluang, mestilah segera dimanfaatkan.

Mengatur manusia tidak lepas dari kemampuan sang komandannya dalam memimpin anak buahnya. Dalam hal ini Sun Tzu mengingatkan, jika panglima lemah, tidak keras dan tidak tegas, instruksi tidak konsekuen, tugas dan kewajiban perwira dan prajuritnya sebentar-bentar diubah, jika susunan pasukannya morat-marit, maka pasukan yang demikian pasti akan kalut.

Itulah sebabnya jika eksekutifnya terlalu lemah, tidak tegas, instruksi tidak jelas, terlau sering berubah peraturan, maka karyawannya akan bingung atau kalut. Masalah ini sering dijumpai jika direktur suatu perusahaan sering mengganti susunan organisasi, mengubah-ubah sistem kerja karena dipandangnya selalu kurang baik. Hal semacam ini membuat bawahannya bingung dan justru tidak bisa bekerja dengan baik.

Menurut Sun Tzu, tugas seorang panglima dalam memimpin anak buahnya adalah mengatur agar semua pihak berjalan seiring. Menggerakkan suatu pasukan adalah lebih beruntung dibandingkan dengan memimpin gerombolan yang tidak disiplin karena akan sangat berbahaya. Oleh sebab itu, pendisiplinan karyawan sangat penting.Hal ini bisa terlaksana apabila aturan main dalam perusahaan jelas serta pemimpinnya memberi contoh dengan baik.

Mengenai adanya kemelut dalam pasukan, Sun Tzu menguraikanya sebagai berikut: Bila ada kerusuhan dalam perkemahan artinya pemimpin komandan lemah. Bila para perwira marah-marah tandanya para prajuritnya lelah. Bila para prajuritnya kelihatan berbisik-bisik antar sesamanya dalam kelompok-kelompok kecil dan berbicara dengan nada-nada yang tertahan menunjukkan adanya ketidakpuasan dalam urutan kepangkatan.

Seorang eksekutif harus peka terhadap hal-hal ini, sebab sikap "berbisik-bisik" itu merupakan indikasi adanya ketidakpuasan dalam peningkatan jenjang promosi organisasi. Setiap kerusuhan pada anak buah, sebaiknya pemimpinnya jangan bersikap acuh tak acuh, sebab Sun Tzu mengajarkan untuk introspeksi diri karena bila anak buah resah, maka itu tanda kepemimpinan manajernya kurang baik.

Sun Tzu menegaskan, pertama-tama, para prajurit harus diperlakukan secara manusiawi, tapi tetap diawasi dengan disiplin baja. Inilah cara yang pasti untuk memperoleh kemenangan. Dalam latihan, perintah-perintah harus dilaksanakan dengan paksaan, maka pasukan akan memiliki disiplin yang baik.

Memang, kedisiplinan kerja harus dipupuk dengan sikap tegas pemimpinnya. Misalnya, sikap mentolerir keterlambatan satu kali atau dua kali akan menyebabkan anak buah jadi terbiasa. Selain itu, pekerjaan yang tidak terselesaikan tepat waktu tetapi tidak ditegur dengan keras menyebabkan anak buah mengira hal itu tidak menjadi masalah. Akibatnya lain kali mereka bisa berbuat sama. Nah, cara-cara Sun Tzu ini, walau sederhana, patut kita tiru. 


(bersambung)

Popular Posts