26 Des 2017

Tiga kritik terhadap teori Ancient Astronaut



 Oleh: Nur Agustinus

Teori Ancient Astronaut dipopulerkan oleh Erich von Daniken di sekitar awal tahun 1970an. Teori ini mengemukakan bahwa nenek moyang kita telah kedatangan makhluk luar angkasa dan dianggap dewa oleh mereka. Teori ini didukung dengan berbagai bukti temuan arkeologi dan juga kisa-kisah mitos yang berhubungan dengan interaksi para dewa dengan manusia di masa lampau.

Di tahun-tahun itu, perkembangan teori ini begitu pesat. Berkaitan dengan masalah dewa-dewi di masa lalu yang dikaitkan dengan makhluk cerdas dari gugusan bintang lain, maka pengamat UFO kemudian melirik ke cerita-cerita dalam Alkitab serta kitab-kitab suci lainnya. Tentu ini menimbulkan kontroversi tersendiri. Masing-masing orang hadir dengan argumentasinya.

Pendukung teori ini tidak sedikit, namun teori ini juga tak kurang yang mengkritiknya. Bagi pendukung, menganggap para pengkritik adalah pihak skeptik yang berusaha men-debunk teori ini. Tapi di pihak lain, argumentasi yang ada tidak boleh diabaikan juga. Berikut tiga kritik yang sering disampaikan berkenaan dengan teori ancient astronaut.

1. Inkblot (melihat apa yang diinginkan)

Inkblot adalah percikan tinta di kertas yang dilipat lalu dibuka dan ketika dilihat oleh orang akan bisa berbeda-beda jawabannya. Apa yang terlihat tergantung persepsinya. Mungkin terlihat seperti kupu-kupu, kelelawar, perahu, pesawat dan lain sebagainya. Ada juga pepatah “if all you have is a hammer, everything looks like a nail”. Jika yang kamu punya adalah palu, maka semua akan terlihat sebagai paku.

Nah, kalau kita memang sukanya ufo atau alien, maka apa saja akan dipersepsikan sebagai alien atau UFO. Kira-kira seperti itu penjelasannya.

Banyak peninggalan pra sejarah yang berupa lukisan dinding gua, pahatan di batu atau patung. Mungkin patung itu membawa keranjang biasa, tapi bisa terlihat seperti membawa pistol laser. Atau mungkin ukiran di dinding pintu bisa terlihat seperti helikopter dan pesawat terbang. Biasanya, ukiran atau bentuk tiga dimensi ini dianggap sebagai cara orang di masa lalu menggambarkan sosok atau pesawat dari makhluk luar angkasa yang datang ke bumi di masanya.

Karena faktor inblot ini, maka tafsiran arkeolog yang punya referensi pendidikan yang mendalam, maka beda dengan tafsiran dari seorang seperti Erich von Daniken yang sebelumnya bekerja sebagai manajer hotel di Swiss. Tapi tentang persepsi ini memang bisa jadi debat panjang. Benda yang dilihat sama, tapi tafsir bisa berbeda. Ini yang dimaksud dengan faktor inkblot.

2. The Amorous Astronaut

Penganut teori ancient astronaut sering mengatakan bahwa manusia adalah hasil keturunan dari para pendatang dari luar angkasa di masa lalu. Bahwa ada interaksi di mana terjadi perkawinan di antara manusia dengan makhluk luar angkasa. Bahkan teori ini digunakan untuk menjelaskan missink link yang sering dikemukakan oleh penganut teori evolusi.

Di kemudian hari, teori ancient astronaut diperkuat dengan buku-buku dari Zecharia Sitchin yang bercerita tentang kehadiran Anunnaki di tanah Sumeria kuno. Mereka yang bertanggung jawab membuat manusia yang diawalnya untuk dijadikan budak guna menambang emas untuk mereka.

Namun demikian, memang menarik melihat kritik yang diajukan. Apakah alien itu datang ke bumi hanya untuk bercinta dengan manusia? Memang banyak sekali mitos yang menceritakan dewa dewi bercinta dengan manusia. Kisa-kisah ini bahkan dicatat di berbagai kitab suci. Ada juga kisah malaikat yang jatuh (fallen angels) yang tertarik dengan perempuan bumi dan kemudian menghasilkan keturunan.


3. Nenek moyang kita itu idiot

Ada anggapan bahwa artefak kuno itu tidak mungkin dibuat oleh nenek moyang kita karena teknologi dan kecerdasan manusia saat itu belum sampai. Tidak mungkin bisa membangun piramid yang begitu besar dan megah. Atau memotong batu dengan begitu presisinya. Hal ini menimbulkan gagasan bahwa pastilah ada bantuan dari makhluk cerdas dari luar angkasa. Ini menjadi dasar adanya teori ancient astronaut sekaligus kelemahannya.

Menjadi kelemahan karena sebenarnya ada banyak teori yang sudah dikemukakan pakar arkeologi dan antropologi bahwa bangunan-bangunan kuno itu bisa dibangun dengan kondisi yang ada di masa itu. Hanya saja, penganut teori ancient astronaut seringkali mengabaikan pandangan para pakar dan tetap bersikukuh dengan alasannya. Bagi penganut teori ini, adalah mustahil nenek moyak kita di masa lalu bisa secanggih itu. Mereka tentunya masih bodoh. Tak akan mungkin bisa kalau tanpa adanya bantuan dari makhluk angkasa luar. Padahal, nenek moyak kita tidak seidiot yang dikira.

Nah, berdasarkan tiga hal ini, teori ancient astronaut memang dibangun. Adu argumentasi dan bukti artefak sering diajukan. Misalnya, garis-garis yang ada di Nazca, Peru, patung besar di pulau Paskah (Easter Island), dan lain-lain. Begitu juga kisah Bulan Pejeng di Bali, di mana artefak yang ada dianggap bagian dari mesin UFO padahal pakar budaya dan arkeologi sudah menjelaskan bahwa itu adalah genderang (nekara) perunggu. Adu argumen ini memang tak pernah selesai. Yang satu berlatar belakang pendidikan keilmuan, sementara lainnya biasanya otodidak dan studinya tidak mendalam. Siapa yang benar? Itulah yang perlu diuji.

Surabaya, 27 Desember 2017



Popular Posts