10 Agu 2016

Sebuah dongeng Jepang : Dewi Bulan

-----Original Message-----
From: Giri Findiati
To: Nur Agustinus
Date: Tuesday, June 29, 1999 2:07 PM
Subject: Sebuah dongeng Jepang : Dewi Bulan

DEWI BULAN

Catatan :

Kisah ini popular di Jepang, terutama di bulan Juli-Agustus dan mengilhami perayaan musim panas Tanabata.
Pada suatu zaman, hiduplah sepasang suami-istri tua yang tidak memiliki anak. Mereka hidup sebagai petani, tidak miskin juga tidak kaya.

Pada suatu malam, pak tua duduk-duduk di depan rumahnya, melihat bintang-bintang di langit. Tiba-tiba ia melihat suatu cahaya dari langit, lebih terang dari bintang-bintang jatuh, dan dengan kecepatan tinggi menuju hutan bambu di dekat rumahnya.

Melihat hal itu, pak tua memanggil istrinya dan mereka berdua membawa lentera pergi ke hutan bambu untuk melihat apa gerangan yang jatuh di situ.

Suami istri itu memasuki hutan bambu dengan perasaan was-was, lalu mereka melihat ada secercah cahaya di tengah hutan. Betapa terkejutnya mereka, sampai-sampai lenteranya terjatuh, ketika melihat bahwa ada seorang gadis yang tergeletak di situ. Tubuhnya diselimuti cahaya, wajahnya cantik dan bercahaya, namun ia pingsan.

Pak tua bingung sekali lalu ia melihat istrinya. Sang istri menyuruhnya untuk membawa pulang gadis itu. Lalu mereka membawanya pulang dan merawatnya.

Keesokan hari, gadis itu sadar dari pingsannya. Ibu tua itu menanyakan perihal nama dan asal usulnya. Sang gadis menjawab bahwa ia bukan berasal dari bumi, tetapi dari bulan. Betapa terkejutnya sang ibu tua dan serta merta ia memanggil suaminya. Suami istri itu begitu ketakutan, namun segera sang gadis berkata bahwa ia tidak akan menyakiti mereka, bahkan ia bersedia menjadi anak mereka jika mereka menghendaki.
Pasangan suami istri itu sangat berbahagia. Kiranya para dewa telah mengabulkan doa mereka, memberi karunia seorang anak gadis yang cantik jelita. Mereka sangat menyayangi gadis itu dan hidup dengan bahagia.

Namun pada suatu hari, sang gadis duduk termenung dengan wajah sedih. Sang ibu tua begitu khawatir dan menanyakan ada apa gerangan. Sang gadis berkata, "Ketika aku menatap bulan di langit semalam, aku bertemu dengan utusan dewa bulan. Mereka telah mencari-cariku selama berbulan-bulan, sampai akhirnya mereka melihat cahaya dari tubuhku. Sang utusan berkata bahwa mereka akan segera menjemputku pada saat bulan purnama bersinar penuh, tiga malam lagi. Oh ibu, bagaimana aku tega meninggalkan kalian berdua yang menyayangi aku?"

Kedua suami istri itu begitu bingung, lalu pak tua itu segera berlari menghadap Pangeran di daerah itu untuk memohon pertolongan. Sang Pangeran tertarik dengan cerita pak tua itu, lalu ia bergegas pergi ke rumah pak tua untuk melihat sang dewi dari bulan.

Sang pangeran tertegun dan terpesona oleh kecantikan dan cahaya yang memancar dari wajah sang gadis. "Betul-betul seorang dewi dari bulan!" , lalu ia menyatakan cintanya pada sang gadis. Begitu pula sang gadis, ia pun terpesona oleh ketampanan dan kegagahan sang Pangeran. Cinta mereka bertemu.

Sang Pangeran mengerahkan seluruh prajuritnya untuk menjaga sang gadis. Semua jendela dan pintu ditutup rapat agar para utusan dewa bulan tidak bisa melihat cahaya yang memancar dari tubuh sang gadis. Sang gadis pun mengenakan pakaian berlapis-lapis agar cahayanya tidak kelihatan.

Semua senjata dan peralatan perang dipasang, para prajurit siaga dengan senjata terhunus. Sang Pangeran berdiri dengan gagahnya menunggu para utusan dewa bulan.

Tibalah saatnya, malam bulan purnama. Angin menderu dan cahaya-cahaya dari langit berdatangan. Utusan dewa bulan duduk di kereta terbang bercahaya dan dikelilingi para prajurit dewa bulan dengan pakaian yang bercahaya.

"Atas perintah Dewa Bulan, kembalikan dewi bulan kepada kami!", begitu sang utusan berkata dengan gagahnya dikeretanya yang melayang.

Sang Pangeran menolak. Ia perintahkan para prajurit untuk menyerang mereka dengan semua senjata yang ada. Utusan dewa bulan terkejut, lalu ia memerintahkan para prajurit dewa bulan untuk berlindung dan menyerang.

Dengan cahaya-cahaya yang menyilaukan serta angin yang kuat, para prajurit dewa bulan berhasil memporak-porandakan barisan prajurit sang Pangeran. Sang Pangeran maju menyerang, namun satu sentakan dari sang utusan menghempaskannya ke tanah.

Kereta sang utusan memancarkan cahaya yang menyilaukan. Pintu-pintu dan jendela yang tadinya terkunci, tiba-tiba terbuka. Cahaya itu menarik sang dewi bulan keluar dari rumah. Suami istri itu tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu beberapa prajurit dewa bulan menyambut sang dewi ke kereta terbang yang sangat indah berkilauan.

Sang Pangeran bangkit dan berusaha meraih sang dewi. Begitu pula sang dewi pun berusaha meraih tangan sang Pangeran, namun gagal. Kereta itu terbang ke arah bulan dan menghilang. Meninggalkan sang Pangeran dan kedua orang suami-istri yang memandang langit dengan air mata.

-------------------------------------
Apakah "kereta terbang bercahaya" itu UFO?

Giri Findiati

Popular Posts