27 Apr 2016

Kenapa sebuah produk tidak laku?


Ada banyak produk ketika diluncurkan ke pasar, disambut baik oleh masyarakat. Tetapi ada juga yang laris sebentar kemudian tidak laku lagi. Ini membuat akhirnya produk tersebut ditarik dari pasar. Demikian juga ada produk yang mengalami kegagalan. Penjualannya seret dan seakan masyarakat tidak butuh atau tidak mau menerima produk tersebut. Kenapa?

Sebuah produk bisa tidak laku antara lain karena:
1. Masyarakat tidak butuh produk itu
2. Masyarakat punya persepsi produk itu tidak menarik
3. Produk itu tidak dipasarkan dengan baik
4. Penjualnya kurang pintar menjual produk tersebut.

Saya ingin bercerita sebuah contoh kasus pemasaran.

Ada sebuah produk yang gagal dipasarkan di indonesia waktu dulu. Produk itu adalah motor matic merk Kymco. Produk ini dari Taiwan, masuk ke pasar Indonesia, di mana pasar dikuasai oleh motor bebek merk Honda, Yamaha, Kawasaki, Suzuki.

Orang ternyata tidak suka dengan kymco ini, padahal motor ini adalah motor matic. Bisnis Kymco di Indonesia tidak sukses. Padahal sudah menggunakan harga penetrasi pasar, dia lebih murah dari harga motor bebek yang ada saat itu.

Apakah masyarakat tidak butuh motor matic?

Belum tentu...

Kesalahan Kymco menurut saya adalah, sebagai produk baru yang inovatif, masyarakat perlu diedukasi penggunaan motor matic. Hal ini terbukti ketika Yamaha memasarkan motor maticnya Mio, mereka melakukan strategi pemasaran dengan persiapan serta strategi yang baik.

Sebagaimana teori dalam strategi pemasaran, pertama kali adalah menentukan segmentasi pasarnya. Lalu setelah itu melakukan targeting (menentukan pasar yang akan disasar) dan membuat tugas utama marketer adalah melakukan positioning. Ini ilmu pemasaran yang sangat dasar. Kymco (agen penjualan di Indonesia) tidak melakukan hal itu. Mereka hanya berfokus pada penjualan, bukan pemasaran.

Yamaha membidik pasar perempuan muda, maka kemudian melakukan strategi marketing mix (bauran pemasaran) sesuai target pasar. Marketing mix dikenal dengan 4P (price, product, promotion, place). Mio yang ditujukan untuk pasar perempuan muda, maka dalam promosinya, . Yamaha menggambarkan Mio sebagai kendaraan yang mudah digunakan oleh perempuan muda (iklannya dengan artis muda yang ceria, nampak awalnya kikuk mengendarai motor tetapi setelah pakai, langsung bisa, nyaman dan aman).

Jadi, mereka membuat positioning, bahwa naik motor matic itu mudah, enak, aman. Bahkan sekarang motor matic banyak diminati. Berbeda dengan dulu, orang berpendapat naik motor matic itu seperti "banci". Namun dengan strategi pemasaran yang dilakukan secara tepat, masyarakat kemudian sangat suka dengan motor matic.

Itulah gunanya ilmu marketing.

Popular Posts