20 Des 2015

Lima tanda kelompok mulai berantakan


 Anda punya kelompok kerja atau bisnis, namun merasa keadaannya hanya itu-itu saja. Waspadalah, jangan-jangan kelompok Anda sudah tidak berfungsi dengan baik dan mulai berantakan. Bagaimana menyikapi hal ini dan apa saja tandanya? Ada lima tanda kelompok sudah tidak berfungsi dengan baik. Hal ini dikemukakan oleh Patrick Lencioni dalam bukunya “The Five Dysfunctions of a Team”.

Tanda pertama dari tim yang tidak berfungsi adalah the absence of trust. Ketiadaan kepercayaan. Kehilangan rasa saling percaya dalam kelompok adalah gejala mendasar dalam tim yang mulai tak berfungsi dengan baik. Hal ini sangat berbahaya karena menyumbangkan lenyapnya ikatan dalam tim. Bagaimana mungkin tim yang setiap komponennya memegang peranan dalam pencapaian tujuan ternyata tidak percaya satu sama lain. Pasti akan berantakan.

Rasa percaya berarti anggota tim tahu rekan satu tim mereka takkan memanfaatkan kerapuhan mereka. Tiap orang pasti punya kelemahan atau kerapuhan. Kerapuhan itu termasuk:
1.      Ketidakmampuan dalam pekerjaan
2.      Kelemahan dalam pergaulan
3.      Kesalahan
4.      Permintaan bantuan

Dengan rasa percaya, anggota tim benar-benar bisa memfokuskan semua energi dan perhatian mereka pada pekerjaan yang sedang dilakukan.

Nah ketika orang lain menggunakan kelemahan pihak lainya untuk menjatuhkannya, itu indikator mulai adanya perpecahan. Kalau dalam tim sudah mulai suka ngerasani yang lain, menjelekkan, curiga, tidak saling percaya, maka itu tanda awal kelompok mulai tidak berfungsi/pecah. Walau tujuan dari tim sudah ditetapkan dari awal, hal ini bisa saja terjadi. Mengelola manusia tdk mudah.

Tanda-tanda tim yang tidak ada rasa percaya:
1.      Mereka tak suka menghadiri rapat
2.      Jarang meminta bantuan atau menawarkan bantuan kepada orang lain,
3.      Saling menyembunyikan kelemahan dan kesalahan mereka dan jarang menawarkan saran di luar area tanggung jawab mereka,
4.      Mereka saling menduga yang terburuk,
5.      Menyimpan dendam,
6.      Gagal mengenali dan memanfaatkan keterampilan dan pengalaman satu sama lain, dan
7.      Mencari alasan untuk tidak menghabiskan waktu bersama.

Dibutuhkan peran pemimpin yang bisa masuk ke semua kalangan, tidak bersikap memihak dan mau terbuka dengan kerapuhannya sendiri. Namun pemimpin jangan sampai memanipulasi tindakan dan emosi orang lain, sebab hal itu akan cepat membuatnya kehilangan rasa percaya dari kelompoknya.

Yang kedua adalah fear of conflict... Takut konflik... Kecenderungannya adalah tidak mau konflik karena mggak mau ada yg sakit hati. Akan tetapi...ternyata menggunakan serangan dari belakang yg lebih menyakitkan...

Apa indikatornya?
1.      Membuang banyak waktu dan energi untuk menjaga dan mengelola relasi interpersonal.
2.      Rapat berlangsung membosankan karena menghindari isu-isu kontroversial yang penting bagi kesuksesan mereka,
3.      Tapi di luar rapat, politik “pintu belakang” dan serangan pribadi tumbuh subur
4.      Gagal memanfaatkan perspektif semua anggota tim.

Di sini seorang pemimpin harus bisa mengelola konflik dengan baik. Jangan mengabaikan jika ada konflik atau senang jika melihat seakan tak ada konflik. Kalau itu yang dilakukan, hal itu akan membiarkan kekacauan bertahan dan bahkan berkembang. Ibarat membiarkan adanya bara api dalam sekam.

Tanda yang ketiga adalah tidak adanya komitmen. Tanda tim yang tidak ada komitmen adalah tidak memiliki arah, tujuan dan prioritas yang jelas. Untuk mengatasi hal ini, pemimpin harus bisa memastikan kelompoknya memiliki arah, prioritas dan tujuan yang jelas untuk setiap orang.

Yang keempat adalah anggota kelompok mulai melakukan penghindaran tanggung jawab. Sering kali anggota tim yang hubungannya cukup dekat dengan anggota tertentu menjadi ragu-ragu untuk meminta pertanggungjawaban karena tidak mau merusak hubungan pertemanan mereka. Padahal, ketika seseorang tidak memenuhi harapan, hal itu justru akan merusak hubungan pertemanan. Hal lain, kondisi ini memicu para anggota kelompok bersikap bahwa pemimpin menjadi satu-satunya “sumber disiplin”. Ini akan membuat anggota kelompok yang lain akan tetap diam dan cuek meskipun jelas-jelas tahu ada sesuatu yang salah. Padahal seperti diketahui, tekanan dari rekan membuat orang lebih bertanggung jawab.

Adalah baik jika sebuah kelompok bisa terbuka untuk meminta anggotanya untuk bertanggung jawab atas peran dan tugasnya.  Untuk itu perlu adanya:
1.      Punya standar yang sama untuk semua orang
2.      Setiap anggota tim selalu saling mengingatkan anggota lain untuk lebih bertanggung jawab
3.      Mereka mempertanyakan masalah secara terbuka. 

Pemimpin perlu mendorong dan mengizinkan anggota untuk saling memantau pelaksanaan tanggung jawab mereka dan saling meminta pertanggungjawaban. Bersikap jelas tentang apa yang perlu dicapai oleh tim, siapa yang harus mengerjakan apa dan bagaimana semua orang harus bersikap.  Dengan demikian perlu ada pembagian tugas yang jelas. Membuat semua keputusan jelas dan kasat mata supaya tidak ada yang lupa
Tanda yang terakhir, yang kelima adalah, ketidakpedulian pada hasil. Kondisi ini biasanya ditunjukkan dengan anggota tim lebih peduli pada prestasi pribadi daripada tujuan kelompoknya. Anggota tim hanya egois dan hanya mementingkan keberhasilan pribadi atau kelompoknya. Tidak peduli pada apa yang terjadi pada orang lain. Untuk dia, yang penting adalah keberhasilannya.

Oleh karenanya, pemimpin harus bisa mengambil peran penting yakni mengarahkan anggotanya agar berfokus pada hasil bersama. Jika timnya merasakan pemimpinnya lebih menghargai tujuan pribadi, mereka akan terdorong untuk melakukan hal serupa. Pemimpin tim juga tidak boleh egois dan berikan pengakuan pada mereka yang benar-benar mengupayakan pencapaian tujuan kelompok.







Popular Posts