Hari kedua, 2 Februari
2012
Kami berempat, saya, Michael & Michael, dan Ivan
Sandjaja, naik taxi menuju ke hotel dan sampai sekitar jam 10 lebih sedikit.
Untunglah acara belum dimulai juga dan ternyata ada sisi positifnya, kami
diminta untuk menempati meja di depan sendiri sebab meja itu rupanya masih
kosong. Ternyata kebiasaan duduk agak jauh dari pembicara ada di mana-mana.
:)
Duduk dekat pembicara membuat saya lebih mudah untuk melakukan
perekaman dengan handycam. Tujuan saya agar rekan-rekan yang lain juga bisa
mendengar isi materi dari apa yang disampaikan oleh pembicara. Kualitas suara
dan gambar memang tidak istimewa karena perangkat yang saya gunakan juga tidak
tergolong canggih, bahkan saat batery handycam saya habis, saya sambung
memvideonya dengan kamera hp.
Sesi pertama pagi itu dibawakan oleh Saras D. Sarasvathy
menyampaikan tentang Effectuation. Saya sendiri belum paham benar tentang apa
itu effectuation. Pendekatan Saras mengenai effectuation ini sebenarnya lebih
pada sifat, jadi mestinya bisa lebih mudah saya pahami dengan latar belakang
psikologi. Menurut Saras, yang agak berbeda dengan kebanyakan cara pandang
lainnya, entrepreneur tidak dimulai dengan kebutuhan pasar, akan tetapi mulai
dengan melihat ke dalam diri sendiri. Pertama, melihat siapa diri mereka
(nilai-nilai, harapan, kepribadian). Hal berikutnya adalah menggali apa saja
yang mereka ketahui, baik itu berupa pengetahuan, pengalaman, maupun
keterampilan. Terakhir, kemampuan memanfaatkan siapa yang mereka ketahui yaitu
network yang sudah dimiliki. Terjadi
tanya jawab yang cuku seru mengenai effectuation ini. Rekaman video yang saya
buat cukup panjang, jika berminat bisa mengcopy di tempat saya.
Acara berikutnya adalah presentasi dari John Stayton mengenai aspek
sustainability. Menurutnya untuk bisa sustain, harus ada sistem yang baik.
Presentasinya memang disampaikan dengan kurang begitu menarik dan dilakukan di
jam setelah makan siang (setelah 13.30). Tentu bisa dibayangkan betapa
ngantuk-ngantuknya saat itu. John kemudian membuat acara lebih menarik dengan
membuat sebuah workshop menggali permasalahan serta solusi. Di tiap-tiap meja
ada kertas plano yang di tengah-tengahnya ada topik yang berbeda-beda antara
setiap meja. Topiknya misalnya ada yang tentang energi, ada yang mengenai
pendidikan, ada yang tentang orang miskin, dan lain-lain.
Setiap orang dalam kelompok di meja, kemudian membuat mirip mind
mapping tapi bukan, sebuah ide yang berkaitan dengan topik tersebut. Semua
anggota dalam kelompok harus berpartisipasi menambahkan ide-ide di kertas plano
tersebut. Lalu setelah sekitar sepuluh menit, kelompok diminta untuk pindah ke
meja lain dan meneruskan apa yang ditulis oleh kelompok sebelumnya. Jadi
tiba-tiba kita dihadapkan dengan topik baru dan mesti menambahkan ide-ide di
kerta kelompok lain. Saat itu kita mesti berkeliling hingga lima kelompok dan
mengisi berbagai topik yang berbeda-beda, hingga akhirnya kita kembali ke meja
semula. Sebuah ide proses pembelajaran yang menarik dalam rangka brainstorming
serta memikirkan ide-ide secara luas. Setelah itu, kelompok menuliskan kata-kata
yang yang banyak muncul di kertas plano, dan kemudian membuat sebuah solusi
inovatif.
Acara selanjutnya diisi oleh pembicara dari India, yakni Parimal
Merchant, director Center for Family Managed Business dan Rukaiya Joshi,
Profesor PGCDM. Keduanya suami istri yang bekerja di S.P. Jain Institute of
Management & Research. Presentasinya berkaitan dengan family managed
business (FMB) dan pentingnya dalam entrepreneurship. Sementara yang satu lagi
membahas mengenai program pasca sarjana dalam pengengambangan manajemen. Kita
telah mendapatkan file presentasi dari kedua pembicara
tersebut.
Sesi terakhir hari kedua diisi oleh Alistair Fee dan Peter Russo,
tentang Global REE Long Term Thinking. Modelnya lebih bersifat workshop dengan
setiap meja mendapat tugas untuk mencari isu-isu yang berkenaan dengan topik
tertentu, misalnya tentang kesehatan, energi, hukum, komunikasi, pendidikan,
logistik, dan lainnya. Kita diminta untuk mencari sebanyak-banyaknya isu, kalau
bisa hingga 50 isu. Lalu dari isu-isu yang banyak itu, disuruh mencari 3 yang
paling dianggap penting dan kemudian membuat sebuah pernyataan. Mungkin tujuan
dari pembelajaran ini adalah dalam setiap persoalan (isu) terdapat
peluang.
Jam 5 sore acara selesai dan akan dilanjutkan esok hari
dengan dimulai jam 9 pagi.