Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bisa menciptakan peluang. Apa bedanya mencari peluang dengan menciptakan peluang?
Kalau kita mencari peluang, sebenarnya kita berusaha menemukan apa kebutuhan pasar. Namun, kalau memang pasar membutuhkan produk itu, umumnya juga sudah banyak pengusaha lain yang tahu. Jadi, ketika peluang itu ditemukan, maka berbondong-bondong orang berusaha memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Tapi bagaimana dengan menciptakan peluang? Ini kondisinya agak berbeda, bahwa pasar belum menyadari kebutuhannya, tapi kita menciptakan akan kebutuhan itu.
Saya coba memberikan ilustrasi yang semoga bisa memberi pemahaman bagaimana menemukan peluang dengan menciptakan perluang bisa berbeda hasilnya.
Beberapa tahun yang lalu, di Indonesia masuk motor produksi dari Cina. Harganya relatif lebih murah dengan model yang sama. Tujuannya adalah merebutkan pasar yang sudah ada. Permintaan sudah ada dan penawaran produk sejenis yang lain juga sudah banyak. Akibatnya, daya tarik yang ditawarkan adalah menjual motor tersebut lebih murah. Tapi ternyata hasilnya tidak semulus yang dibayangkan. Entah karena urusan kredit yang lebih sulit (karena pihak leasing ragu karena harga setelah setahun, motor tersebut turun drastis), maka motor produk Cina ini tidak bisa mengalahkan motor dari Jepang yang sudah membanjiri pasar sebelumnya.
Nah, entrepreneur meski gagal akan berusaha bangkit kembali. Benarkah pasar motor Cina memang tidak bisa berhasil? Inilah pentingnya kreativitas dan inovasi. Bagaimana dengan hal ini bisa menciptakan peluang. Apa yang kemudian dilakukan? Sudah sejak beberapa tahun ini kita mengenal motor roda tiga atau motor gerobak. Motor gerobak yang bisa mengangkut barang ini laris untuk usaha. Segmen yang berbeda, yakni para pengusaha kecil menjadi salah satu segmen pasar yang cukup besar. Jadi, dalam opportunity creation ini, atau penciptaan peluang, pasarnya yang semula belum terpikirkan serta produknya juga belum ada, menjadi sebuah peluang yang luar biasa.
Seperti diberitakan di berbagai media, pasar kendaraan bermotor roda tiga atau motor niaga di dalam negeri
mulai mengalami peningkatan yang cukup meningkat. Bahkan Kementerian
Perindustrian memprediksi, permintaan kendaraan roda tiga lokal bakal
terus meningkat. Mereka tidak bersaing dengan merk-merk motor lain di pasar yang sudah ada, melainkan membuat pasar dengan segmen pasar tersendiri. Bahkan produknya sebelumnya tidak terpikirkan. Tentu, kini motor niaga ini sudah menjadi hal yang umum. Mulai banyak pebisnis yang masuk di bidang ini. Tapi inilah contoh sebuah kreativitas dan inovasi, yang menciptakan peluang. Bahkan karena motor yang jenis ini untuk niaga, maka proses kredit lebih mudah.
Bahwa dulu motor produksi Cina tidak laku, namun akhirnya bisa laris dalam bentuknya yang dimodifikasi. Ini seperti dalam strategi blue ocean, ada yang dikurangi, ada yang ditambahkan, dan semuanya ini untuk membuat value meningkat dengan cost yang bisa diturunkan. Tentu saja, produk ini akhirnya diterima oleh pasar. Jadi, jika suatu ketika Anda berbisnis mengalami kegagalan, jangan menyerah, bangkit lagi dan berinovasilah.
Salam entrepreneur.
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...