24 Jul 2017

S.E.T.I : Search for Extra-Terrestrial Intelligence - Evolution of The Unknown - What is the universe made of?

Sabtu, 29 Juli 2017 | 10.00-17.00
Auditorium IFI Yogyakarta
Jl. Sagan No. 3, Yogyakarta
GRATIS
Evolution of The Unknown - What is the universe made of? adalah sebuah simposium yang mengundang partisipan yang bekerja di horizon “sudah diketahui”, dari berbagai macam bidang seputar sains, seni, astrofisika, astronomi, sains luar angkasa, kemanusiaan, dan bidang lain yang lebih tradisional. Kita bersama membagikan pengalaman mengkonfrontir yang “tidak diketahui” dan dampaknya pada budaya dan imajinasi. Partisipan juga diajak untuk berbagi pengalaman atau hasil pekerjaan, yang dapat menghasilkan pertemuan-pertemuan dengan yang “tidak diketahui”, dalam bentuk yang dapat diterima orang lain. Acara ini juga merupakan kesempatan untuk bereksperimen terhadap yang “tidak diketahui”, yang akan berjalan selama simposium berlangsung dengan partisipasi dari hadirin.  

Special Guest Speakers :
  • Elizabeth Tasker (UK)
(Department of Solar System Sciences, Institute of Space and Astronautical Sciences - ISAS, Japan Aerospace Exploration Agency - JAXA)
  • Premana W. Permadi (ID)
(Astronomer / Senior Researcher, Galaxy and Cosmology, BOSSCHA Observatory, Lembang – Bandung, Indonesia)
  • Ilham A. Habibie (ID)
(Co-Founder, The Habibie Center / THC, Chair of the Institute for Democracy through Science and Technology / IDST, Leader of the National Information & Communication Technology (ICT) Council, Jakarta, Indonesia)

Speakers and Moderators :
  • Gunawan Admiranto (ID)
            (Astronomer, Senior Researcher, National Institute of Aeronautics and Space / LAPAN, Indonesia)
  • Chuangwit Pattama (Thailand)
      (Astronomer, Senior Researcher, NARIT - National Astronomical Research Institute of   Thailand, Bangkok, Thailand and TNO - Thai National Observatory, Chiang Mai, Thailand)
  • Mutoha Arkanuddin (ID)
      (Co-Founder, Jogja Astronomy Club, Yogyakarta, Indonesia)
  • Venzha Christ (ID)
      (co-founder v.u.f.o.c and HONF Foundation, Yogyakarta, Indonesia)
  • Anurak Chakpor (Thailand)
      (Astronomer, Senior Researcher, NARIT - National Astronomical Research Institute of   Thailand, Bangkok, Thailand and TNO - Thai National Observatory, Chiang Mai, Thailand)
  • Erianto Rachman (ID)
            (co-founder, Indonesia startrek community, Jakarta, Indonesia)
  • Yukiko Shikata (Japan)
     (Independent Art + Science Researcher and Curator, Director of AMIT, Tokyo, Japan)
  • Rene T.A Lysloff (USA)
      (Senior Researcher : PostHuman, University of California Riverside / UCR, California,USA)
  • Nur Agustinus (ID)
      (Founder, BETA UFO Indonesia, Surabaya, Indonesia)
  • Ferry M Simatupang (ID)
            (Astronomer, Lecturer - Cosmology,  Institut Teknologi Bandung - ITB, Bandung, Indonesia)
  • A. Sudjud Dartanto
      (Independent Curator and Writer, Indonesia Institute of the Arts, Yogyakarta, Indonesia)
  • Timmy Hartadi
           (Co-Founder, Turanggaseta, Yogyakarta, Indonesia)
  • Yuka Narendra
            (Researcher and Cultural Observer, Jakarta, Indonesia)
           
Acara ini terselenggara atas kerja sama ISSS (Indonesia Space Science Society), IFI LIP Yogyakarta, HONF Foundation, dan v.u.f.o.c.

12 Jul 2017

Berpikir positif itu harus

Buku yang berjudul "Berpikir Positif Orang Jawa" ini menarik perhatian saya. Saya membelinya di toko buku Toga Mas Diponegoro, Surabaya. Saat ini belum saya baca semua, namun selintas ada beberapa hal yang menurut saya penting untuk saya share. 

Ada juga nasihat bagus utk menjadi pemimpin, yang menurut saya cocok juga buat pengusaha, yaitu perlu memiliki tiga pola pikir (Halaman 314-315):
1. Berpikir besar
2. Berpikir positif
3. Berpikir maju


Selain itu perlu juga membentengi diri dengan tiga "ten", yaitu: 
1. Sinten (paham siapa dirinya dan siapa yg dipimpin)
2. Punten (berani minta maaf jika salah)
3. Pinten (paham kalkulasi dana)

Nah, bagaimana untuk bisa berpikir optimis? Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum. penulis buku ini menawarkan 8 tips yaitu (halaman 172):
1. Periksalah diri kita
2. Ikuti gaya hidup sehat
3. Nikmatilah pekerjaan
4. Carilah teman yang positif
5. Hadapi dan terima
6. Miliki rasa humor
7. Catatlah hal yang baik
8. Aturan sederhana

Selanjutnya, untuk berpikir positif ada 9 tips (halaman 173):
1. Melihat masalah sebagai tantangan
2. Menikmati hidup
3. Terbuka pada saran dan ide
4. Buang pikiran negatif sesaat setelah terlintas
5. Bersyukur
6. Tidak mendengarkan rumor
7. Segera bertindak
8. Menggunakan bahasa positif
9. Peduli pada citra diri

Buku ini mengingatkan bahwa berpikir positif itu indah. Dengan prinsip "Urip iku urup", kita harus membuat hidup itu menyala. "Nyala" yang membawa terang untuk membantu kita melihat dunia yang indah ini. Berpikir positif akan mampu memerangi kegelapan atau pikiran negatif dan membawa terang bagi diri kita dan lingkungan sekitar.

Berpikir positif akan membawa kita menjadi orang yang penuh kehangatan dan welas asih (compassionate) dan mencegah menjadi seorang haters...

Buku yang sangat bagus menurut saya.

Popular Posts