Pernah dulu di tahun 90an saya melihat iklan Hugo Boss di
televisi swasta. Hugo Boss adalah produk asesori untuk pria, dan iklan
itu menekankan tiga aspek yang dibutuhkan oleh seorang Boss. Saya
terkesan dengan iklan ini karena menyangkut hal yang penting dalam diri
seseorang. Ketiga hal itu adalah brain, body dan nerve. Nampaknya,
ketiga hal itu yang perlu ada dalam diri seorang yang mau menjadi
pemimpin.
Seorang pemimpin perlu orang yang cerdas, mampu mengantisipasi
masalah, kreatif dan cerdik. Bahkan cerdas saja tidak cukup, tapi ia
harus juga cerdik. Cerdik artinya banyak akal dan bisa selalu keluar
dari masalah. Pemimpin yang tidak cerdas akan ditinggalkan pengikutnya.
Salah satu alasan mengapa orang mau menjadi pengikut seseorang adalah
karena orang itu dianggap cerdas, punya visi dan tahu bagaimana
mencapainya.
Selain itu, kondisi fisik atau tubuh, juga merupakan satu hal yang
utama. Kalau kita amat-amati, seorang boss atau eksekutif, boleh
dibilang ia jarang sekali sakit. Mungkin kalau sekali sakit harus sampai
opname beberapa hari akibat kerja terlalu lelah. Tapi karyawan yang
terpaksa harus tidak masuk karena sakit akan lebih banyak. Dan
seringnya, karyawan tidak masuk hanya karena sakit perut, pusing atau
flu (tidak enak badan). Sementara sang Boss, walau sakit kepala, ia
tetap saja masuk kantor. Apalagi cuma flu, dianggapnya remeh. Ini
mungkin bedanya antara pemimpin dengan yang bukan, yaitu terletak dari
bagaimana ia mendayagunakan fisik yang ada.
Aspek yang ketiga, nerve adalah masalah saraf. Saraf ini juga sangat
penting bagi seorang eksekutif. Ia tidak boleh mudah stress, tahan
terhadap segala macam hambatan dan tantangan. Tidak boleh mudah putus
asa dan bisa selalu siap tempur menghadapi para pesaing. Itu mungkin
juga bedanya dengan karyawan yang daya tahan dan perhatiannya terhadap
pesaing kurang begitu besar. Kekuatan saraf ini merupakan satu hal yang
tidak boleh diabaikan. Banyak orang yang cerdas, berfisik kuat, tapi
mudah sekali stress. Artinya, secara fisik ia baik namun justru mudah down.
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...