7 Jul 2015
Belajar menerima kekalahan itu penting
Pelajaran penting untuk kehidupan salah satunya adalah belajar menerima kekalahan. Dalam sebuah pertandingan, pasti ada yang menang atau kalah. Demikian juga kompetisi antar pribadi, baik dengan teman, atau bahkan keluarga sendiri, misalnya ayah dengan anak. Masalahnya, banyak orang tidak terbiasa untuk menerima kekalahan. Akibatnya, ketika dia kalah dalam sebuah kompetisi, langsung marah dan menghindari hal itu lagi. Orang bilang langsung mutung. Menurut pak Lucky Cahyana Subadi, seorang rekan kerja saya yang berprofesi sebagai pendidik, hal ini bisa jadi karena kebiasaan main game di komputer atau gadget. Lho kok bisa? Karena kalau kita main game, ada banyak cara untuk menang. Kalau kita kalah, kita bisa cari cheat code agar bisa mengalahkan lawannya. Jadi, anak atau kita yang suka main game, akan tidak terbiasa menerima kekalahan. Nah, kalau begitu, sepertinya kita mesti memikirkan kembali dampak permainan ini. Kalau sehari-hari anak kita bermain dengan gadgetnya dan tampak menyenanginya, itu bisa jadi karena memang dia tidak pernah terkalahkan. Kalaupun kalah, tidak kontak dengan orang lain yang mengganggu emosinya. Dia akan berusaha untuk selalu menang, bahkan jeleknya, dengan curang. Bagaimana pendapat Anda?
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...