Modal usaha sebenarnya tidak hanya uang. Tapi ini yang sering menjadi penghambat orang untuk segera memulai usaha. Banyak yang bekerja di tempat lain untuk mengumpulkan uang atau modal. Ada yang bisa mengelola keuangannya dengan baik, tapi ada yang perilakunya boros sehingga seberapa lamapun dia bekerja, modal juga belum terkumpul banyak.
Bisnis, bagaimanapun, perlu modal uang. Hanya saja, itu tidak harus uang sendiri. Bisa juga uang orang lain, artinya mengajak pihak lain menjadi investornya. Bisa bekerja sama bagi hasil,. atau mungkin juga mengajukan pinjaman ke bank atau sejenisnya.
Lalu, kalau misalnya kita sudah memiliki niat yang sungguh-sungguh menjadi seorang entrepreneur, memiliki sikap dan ketrampilan yang memadai, bagaimana kita bisa memperoleh modal finansial ini?
Modal
untuk membuka usaha secara umum memang bisa dengan tiga jalan, pertama: uang sendiri:
kedua: pinjam dari orang lain atau bank; ketiga: modal dari orang lain
(bisa join atau berpartner dengan investor lain). Pilihan pinjam uang ke
bank barangkali enak kalau ada yang bisa dijaminkan. Namun pilihan
pinjam uang ke bank tidak disarankan untuk start-up (memulai usaha baru). Pinjam
yang ke bank bagus untuk mengembangkan usaha (scale-up).
Kalau
punya modal sendiri, itu lebih baik, karena sebagai usaha yang baru
dirintis, Anda memegang sendiri kendali usaha. Ini karena start-up perlu gerak cepat dan sangat baik jika gerak usaha bisa lincah. Kalau memang memerlukan
menjual tanah, yang penting gunakan prinsip affordable loss, artinya,
seberapa besar anda siap atau rela rugi. Tentu ini sudah Anda hitung kelayakan usaha Anda dari aspek keuangan dan pemasarannya.
Kalau
memang bisa dirintis kerja sama dengan pihak lain, maka partnership
atau mencari pemodal juga menjadi pilihan yang baik. Misalnya juga kerja
sama dengan orang yang punya tempat dan menggunakan sistem bagi hasil.
Jadi,
ini kembali kepada bagaimana nanti Anda mau menjalankan usaha. Apakah
Anda siap bermitra dengan orang lain, atau Anda lebih suka sendiri. Tapi
untuk usaha baru, disarankan tidak menggunakan modal pinjaman dari
bank. Baru kalau sudah nampak ada kemajuan, pinjam bank bagus untuk
mengembangkan usaha.
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...