Bagaimana melakukan inovasi yang baik dan tidak sekedar asal lantas tak berguna?
Inovasi itu harus berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Tujuan inovasi adalah untuk memecahkan masalah yang dihadapi seseorang
atau kelompok orang. Nah, setiap ada masalah, di sana ada peluang. Untuk
mengatasi masalah, diperlukan inovasi. Ketika kita sebagai entrepreneur
harus bisa memberikan solusi atas masalah, bahkan jika masalah itu
masih belum dirasakan sebagai masalah.
Banyak yang mengatakan
setelah belajar entrepreneurship bahwa cara berinovasi antara lain
dengan Takutiruko (tambah, kurangi, tiru, ubah, dan kombinasikan). Tapi
saya melihat masih belum paham tujuan sebenarnya dari inovasi. Misalnya,
ada yang mau berinovasi membuat pecel tapi bukan dari kacang namun
mente... apakah ini inovasi? Inovasi bukan sekedar membuat hal yang
lain. Kalau mengikuti prinsip takutiruko, ya itu memang termasuk
mengubah. Namun apakah perubahan itu dibutuhkan oleh masyarakat? Apakah
perubahan itu memecahkan masalah orang lain? Kalau tidak, itu pasti
tidak akan diterima oleh pasar. Lho pak, kalau tidak dicoba, mana tahu
hasilnya? Ya, seringkali kemudian melakukan hanya dengan coba-coba.
Ingat, bisnis bukan sekedar coba-coba lho...
Kita selalu
ditanamkan pemahaman bahwa inovasi itu adalah yang diterima pasar. Tapi
kita lupa bahwa yang diterima pasar itu berarti dibutuhkan pasar. Jadi,
mestinya kita harus berpegang pada, apakah inovasi kita dibutuhkan oleh
pasar atau tidak? Bagaimana supaya dibutuhkan? Bagaimana agar pasar
tidak bisa berkata tidak? Ya berarti inovasi kita harus bisa menjadi
solusi atau masalah pelanggan kita. Kalau tidak, ya percuma. Mungkin
mereka hanya sekali beli, lalu tidak lagi,
Ingat, inovasi itu
adalah bagaimana kita memecahkan masalah orang lain. Orang rela membeli,
mengeluarkan uang, untuk mengatasi masalahnya. Kita menjual baju yang
menarik, untuk mengatasi masalah orang yang ingin tampil cantik dan
percaya diri dengan gaun tersebut. Jadi, kita memberi nilai tambah...
ada value yang kita tawarkan kepada pelanggan. Kalau yang kita tawarkan
ke pasar adalah sama dengan yang ditawarkan oleh orang lain, maka cara
satu-satunya agar orang membeli barang kita adalah dengan membuat harga
barang kita lebih murah. Ya, itu yang dilakukan pedagang. Tapi
entrepreneur bukan sekedar pedagang, oleh karenanya, bersaing dengan
menjual lebih murah itu bukan cara entrepreneur. Entrepreneur bersaing
dengan memberi nilai tambah lebih baik bagi pelanggannya. Tapi,
bagaimana supaya pelanggan tetap bisa beli dengan harga yang wajar walau
kita memberi nilai tambah?
Perlu diperhatikan, seringkali kita
punya inovasi tapi membuat biaya kita makin besar. Contohnya, pasang
wifi agar orang betah makan di rumah makan kita. Ya, memang ini menambah
value, tapi sekaligus menambah biaya. Entrepreneur harus bisa
memikirkan menambah value, tapi juga mengurangi biaya.
Kalau
inovasi membuat Anda rugi, hal itu percuma saja. Jadi, bagaimana supaya
inovasi Anda berhasil? Inovasi itu haruslah menjawab apa yang dibutuhkan
pasar. Bahkan kalau Anda bisa melihat dan berpikir, maka Anda bisa
mengetahui kebutuhan pasar yang masih belum terlihat saat ini. Misalnya,
apa yang akan dibutuhkan orang lima tahun mendatang, tapi saat ini
belum? Wah, belum tentu semua orang bisa memikirkan lho... Bayangkan
lima belas tahun lalu saja, belum tentu semua orang butuh handphone.
Kini, tanpa handphone, sepertinya ada yang kurang.
Nah, untuk
tahu kebutuhan pasar yang ada saat ini (untuk menemukan peluang) atau
kebutuhan mendatang (untuk menciptakan peluang), memang tidak
sederhana... tapi juga tidak sulit asal mau berpikir dan bertindak yang
benar. Jangan sekedar menambah, mengurangi atau mengubah. Apa yang
dimaksud dengan tes pasar, sebenarnya harus diawali dengan melakukan
empati terhapap pasar. Apa itu empati terhadap pasar? Artinya, Anda
harus bisa mendengar, melihat, merasakan apa yang diinginkan serta
dibutuhkan oleh pasar. Kemampuan peka terhadap lingkungan ini perlu
dimiliki.
Sebagai pembelajar entrepreneurship, kita selalu
ditekankan soal passion, vision, inovasi dan peluang. Sebenarnya hal-hal
ini berkaitan. Ketika apa yang menjadi passion Anda bertemu dengan
peluang, ini akan menjadi sebuah vision. Bagaimana kita bisa tahu itu
adalah peluang? Ya dengan cara kita peka teradap kebutuhan pasar, baik
pasar masa kini maupun pasar masa depan.
Dapatkah kita "melihat" tanah tandus ini sebagai tanah subur? |