Menggerakkan Manusia Untuk Memenangkan Persaingan
-Oleh: Nur Agustinus-
Seperti
kita ketahui, unsur manusia memegang peranan yang penting dalam
jalannya suatu usaha. Namun persoalannya, seringkali sang pemimpin
memiliki ide yang cemerlang akan tetapi anak buahnya kurang mengerti
atau tidak bisa melaksanakannya sesuai dengan rencana.
Ada
empat tipe karyawan, yang pertama karyawan yang mampu dan mau. Karyawan
jenis ini memiliki kemampuan yang baik serta ditunjang dengan sikap
pribadi yang positif. Memiliki karyawan semacam ini jelas sangat
menguntungkan dan bisa kita bayangkan seandainya kita memiliki tipa
karyawan yang lain, yaitu yang sudah tidak mampu, juga tidak mau atau
memiliki sikap yang negatif. Dua tipa yang lain adalah karyawan yang mau
tetapi tidak mampu, dan yang mampu tapi tidak mau.
Mengenai
hal ini, Sun Tzu memberikan pesan-pesan tersendiri. Nasehatnya, jika
prajuritmu kauperlakukan dengan baik tetapi tidak dapat kaugunakan, jika
kaucintai tetapi tak dapat kau perintah, jika mengacau tetapi tak dapat
kautertibkan, maka mereka adalah seperti anak manja, tidak boleh
dipakai. Bila nasehat ini diterapkan dalam bisnis, maka karyawan yang
susah diatur, sebenarnya tidak perlu dipakai.
Memang,
nasehat itu sederhana, namun kenyataannya, kita kurang bisa bersikap
tegas apabila memiliki karyawan yang susah diatur. Biasanya hanya kita
pindah-pindah saja ke bagian yang kurang begitu disenanginya agar ia
tidak kerasan. Cara ini belum tentu efektif, sebab tipe karyawan yang
susah diatur akan tahan bila dipindah-pindah, bahkan menjadi lebih
buruk. Sikap tegas diperlukan dengan memperhatikan peraturan yang ada.
Dalam
mengelola manusia, menurut Sun Tzu, mengatur orang yang banyak
jumlahnya sama saja dengan mengatur orang yang sedikit jumlahnya. Itu
hanya soal membagi jumlah. Demikian juga bertempur melawan orang yang
banyak jumlahnya sama saja dengan bertempur melawan yang sedikit
jumlahnya. Itu hanya soal jelas dan terangnya keadaan.
Sementara
itu, aplikasi di dunia usaha, strategi Sun Tzu dalam menggerakkan
manusai ini dapat kita contoh. Intinya adalah, mengatur orang/karyawan
yang banyak atau sedikit, itu soal jumlah dan membagi mereka dalam
sususan organisasi. Melalui pembagian yang tepat, sebenarnya setiap
komando pasti bisa diterima dengan baik sampai pada orang yang posisinya
paling bawah.
Itulah sebabnya, Sun Tzu juga mengingatkan
para panglimanya untuk selalu mengembangkan dirinya. Sun Tzu berkata,
adalah pekerjaan seorang panglima untuk selalu melatih dirinya supaya
sanggup bersikap tenang dan bersikap betul. Sikapnya yang tenang akan
menjamin kerahasiaannya; sikapnya yang betul akan melahirkan teladan
yang akan menjamin ketertiban anak buahnya.
Kalau kita
benar-benar menghayati nasehatnya itu, maka seorang pemimpin harus
sanggup melatih dirinya untuk bersikap tenang dan benar. menjaga
kerahasiaan dan membuat citra yang baik supaya menjadi teladan bagi
karyawannya. Kepekaan sang pemimpin dalam menangkap peluang usaha sangat
penting, seperti yang diungkapkan oleh Sun Tzu, bila musuk membuka
peluang, mestilah segera dimanfaatkan.
Mengatur manusia
tidak lepas dari kemampuan sang komandannya dalam memimpin anak buahnya.
Dalam hal ini Sun Tzu mengingatkan, jika panglima lemah, tidak keras
dan tidak tegas, instruksi tidak konsukuen, tugas dan kewajiban perwira
dan prajuritnya sebentar-sebentar diubah, jika susunan pasukannya morat
marit, maka pasukan yang demikian pasti akan kalut.
Itulah
sebabnya jika eksekutifnya terlalu lemah, tidak tegas, instruksi tidak
jelas, terlalu sering berubah peraturan, maka karyawannya akan
bingung/kalut. Masalah ini sering dijumpai jika direktur suatu
perusahaan sering mengganti susunan organisasi, mengubah-ubah sistem
kerja karena dipandangnya selalu kurang baik. Hal semacam ini membuat
bawahannya bingung dan justru tidak bisa bekerja dengan baik.
Menurut
Sun Tzu, tugas seorang panglima dalam memimpin anak buahnya adalah
mengatur agar semua pihak berjalan seiring. Menggerakkan suatu pasukan
adalah lebih beruntung dibandingkan dengan memimpin gerombolan yang
tidak disiplin karena akan sangat berbahaya. Oleh sebab itu,
pendisiplinan karyawan sangat penting. Hal itu bisa terlaksana apabila
aturan main dalam perusahaan jelas serta pemimpinnya memberi contoh
dengan baik.
Mengenai adanya kemelut dalam pasukan, Sun Tzu
menguraikannya sebagai berikut: Bila ada kerusuhan dalam perkemahan
artinya kepemimpinan komandan lemah. Bila para perwira marah-marah
tandanya para prajuritnya lelah. Bila para prajuritnya kelihatan
berbisik-bisik antar sesamanya dalam kelompok-kelompok kecil dan
berbicara dengan nada-nada yang tertahan menunjukkan adanya
ketidakpuasan dalam urutan kepangkatan.
Seorang eksekutif
harus peka terhadap hal-hal ini, sebab sikap "berbisik-bisik" itu
merupakan indikasi adanya ketidakpuasan dalam peningkatan jenjang
promosi organisasi. Setiap kerusuhan pada anak buah, sebaiknya
pemimpinnya jangan bersikap acuh tak acuh, sebab Sun Tzu mengajarkan
untuk introspeksi diri karena bila anak buah resah, maka itu tanda
kepemimpinan manajernya kurang baik.
Sun Tzu menegaskan,
pertama-tama, para prajurit harus diperlakukan secara manusiawi, tapi
tetap diawasi dengan disiplin baja. Inilah cara yang pasti untuk
memperoleh kemenangan. Dalam latihan, perintah-perintah harus
dilaksanakan dengan paksaan, maka pasukan akan memiliki disiplin yang
baik.
Memang, kedisiplinan kerja harus dipupuk dengan sikap
tegas pemimpinnya. Misalnya, sikap mentolerir keterlambatan satu kali
atau dua kali akan menyebabkan anak buah jadi terbiasa. Selain itu,
pekerjaan yang tidak terselesaikan tetap waktu tetapi tidak ditegur
dengan keras menyebabkan anak buah mengira hal itu tidak menjadi
masalah. Akibatnya lain kali mereka bisa berbuat sama. Nah, cara-cara
Sun Tzu ini, walau sederhana, patut kita tiru.
(Bersambung)
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...