Saya teringat ucapan dosen saya waktu saya kuliah dulu. Nama dosen saya adalah pak Ino Yuwono. Beliau mengatakan, psikologi itu adalah ibarat kembangan sebuah ban. Maksud "kembangan ban" itu adalah kalau sebuah ban itu gundul, maka mobil atau kendaraan yang berjalan akan bisa saja jalan, tapi keselamatannya bisa berbahaya. Bukan berarti tanpa "kembangan ban" pasti kecelakaan, namun kalau kita naik mobil yang bannya masih bagus, maka kita bisa lebih selamat.
Di sisi lain, sebenarnya mau tidak mau harus diakui bahwa psikologi banyak memberi manfaat dan membawa dampak yang sangat siginifikan bagi perkembangan budaya dan kualitas hidup manusia. Tentu saja, ibarat koin uang, psikologi bisa punya dua sisi yang berbeda, tergantung mau dipakai buat apa. Misalnya saja, dengan psikologi diketahui bahwa ada dampak tayangan televisi pada seseorang, sehingga itu bisa mengerem tayangan-tayangan yang sangat sadis tidak muncul di tv. Atau, perubahan pola asuh anak, proses belajar, juga karena sumbangan dari psikologi.
Ada banyak rumah tangga yang tidak jadi bercerai, atau mungkin akhirnya bercerai namun secara baik-baik, itu juga bisa karena bantuan dari psikolog. Walau tidak menutup kemungkinan, ada psikolog yang secara tak sengaja (atau mungkin sengaja) membuat kesalahan dalam penanganan sehingga hasilnya menjadi buruk.
Banyak perusahaan yang kemudian melakukan seleksi saat menerima pegawainya dengan bantuan dari psikologi. Walau karena ini pula, ada orang yang kemudian ciut nyalinya kalau mesti mengikuti psikotes. Atau kemudian sering merasa gagal dalam proses seleksi yang satu itu. Namun proses seleksi ini sudah ada sejak jaman bahuela. Kalau pernah baca di kitabnya orang kristen yang disebut bibel itu, di kitab Hakim-Hakim 4, saat itu Gideon jadi pemimpin bangsa Israel yang mau menggempur bangsa Midian dan Amalek, ada cerita bahwa Gideon menyaring tentaranya untuk dipilih mana yang bakal maju ke medan perang dan mana yang tidak. Caranya agak aneh dan tidak pernah dipakai dalam ilmu psikologi maupun strategi militer Sun Tzu, yakni Gideon menyuruh rakyatnya turun minum air ke sungai dan memilih serta memisahkan antara yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat dengan orang yang berlutut untuk minum. waktu itu, jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Yang dipilih maju perang adalah yang minum dengan cara menghirup pakai tangan.
Kalau dipikir.... apa kira-kira ada penjelasan ilmiahnya? Tapi ini barangkali merupakan sebuah "tes psikologi" paling awal yang tercatat dalam sebuah buku.
(nur agustinus - 14 Maret 2007)
Popular Posts
-
Hari Kamis, 23 September 2010, saya mengikuti kuliah filsafat yang disampaikan oleh Romo Adrian Adiredjo, OP. Kuliah filsafatnya meng...
-
Oleh: Nur Agustinus Pasti kita sudah sering melihat, sebuah perusahaan didirikan tapi tidak bertahan lama. Ada yang bangkrut, ada yang ...
-
Saat ini banyak yang membahas soal BMC, Business Model Canvas. Bentuk dari BMC memang macam-macam, bamun karena namanya canvas, secara pr...
-
Hospitality marketing adalah pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dalam industri/bisnis yang berhubungan dengan hospitality, seperti peng...
-
Orang biasanya berkata bahwa seorang entrepreneur itu harus pandai menemukan peluang. Tapi sesungguhnya hal yang lebih baik kalau kita bis...
-
Salah satu kegiatan utama seorang entrepreneur adalah jualan (selling). Nah, menjual produk atau jasa, tidak boleh mengabaikan apa ya...
-
Oleh: Nur Agustinus Waktu adalah uang. Begitu nampaknya kapitalisme telah membuat mindset para pelaku ekonomi benar-benar menjadi homo...
-
Bersama Profesor Saras D. Sarasvathy Banyak orang ketika ditanya, apakah ingin jadi pengusaha? Pasti banyak yang ingin. Namun ketik...
-
Saya dulu ikut ISPSI (Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia) yang sekarang menjadi HIMPSI. Saya jadi anggota dan saya ikut beberapa pertemuanny...
-
Waktu masih SD dulu (sekitar tahun 70an) ada buku seri terbitan Gramedia yang namanya "Ceritera dari Lima Benua". Salah s...