Hanacaraka, ada utusan
datang dengan membawa pesan
Mereka telah turun dari langit
berkata punya kuasa atas planit
Siapa mereka? Dari mana mereka?
Datang dengan kereta terbang berapi
Membangun istana menjulang tinggi.
Datang dengan kereta terbang berapi
Membangun istana menjulang tinggi.
Mengajari manusia ilmu rahasia...
Mereka pada awalnya adalah satu
Tapi setelah sekian lamanya waktu
Tak ada lagi pemimpin pemersatu
dan semua ingin jadi nomor satu
Tapi setelah sekian lamanya waktu
Tak ada lagi pemimpin pemersatu
dan semua ingin jadi nomor satu
Datasawala, saling bertengkar
Planet bumi membara terbakar
Perang tak dapat lagi dihindarkan
Kedua pihak saling menekan
Bumi yang awalnya ibarat surga
dan manusia hidup dengan bahagia
berubah jadi sebuah mala petaka
dan porak poranda seluruh isinya...
Padajayanya, sama hebatnya
Tak ada yang menang atau kalah
Yang ada hanya kehancuran bersama
Kalau mereka tidak menyadarinya
Ibarat Gajah dan gajah berkelahi,
pelanduk mati di tengah-tengah
Begitulah nasib penghuni bumi
meski ini bukan akhir bagi manusia
Magabathanga, habislah mereka
Tak ada air mata, tak ada tangis duka
Sunyi sepi, tak ada lagi yang menjaga
Perlahan manusia menata hidup kembali..
Berharap dengan terbitnya matahari
Sambil menunggu lagi caraka langit,
berupaya memimpin rumah sendiri...
(Nur Agustinus, 18 Desember 2008)