12 Mei 2013

Internet Mendangkalkan Cara Berpikir Kita?











[Judul buku: The Shallows: Internet Mendangkalkan Cara Berpikir Kita? | Penulis: Nicholas Carr | Penerbit: Mizan | Cetakan: Juli 2011 | Tebal: 279 hal.]
 
Sumber: http://intisari-online.com/read/internet-mendangkalkan-cara-berpikir-kita

Intisari-Online.com - Internet, suka atau tidak suka, memiliki dampak tersendiri bagi pemakainya. Nicholas Carr, penulis buku ini, mengemukakan argumen neurologis tentang bagaimana Internet dapat mempengaruhi otak dan cara bertindak manusia. Konsep neurologis yang menjadi kunci argumen Carr adalah neuroplasticity (kelenturan saraf otak). Intinya adalah otak manusia terus menerus berubah, menyesuaikan diri, termasuk pada perubahan kecil dalam keadaan dan perilaku kita.

Ketika seseorang terbiasa menggunakan Internet untuk mencari dan mengorganisasi informasi, misalnya, otak kita akan membentuk pola tertentu sesuai dengan kebiasaan itu. Salah satu dampak nyata penggunaan Internet terhadap otak adalah sulitnya otak pengguna Internet berfokus dan berkonsentrasi ketika membaca buku. Ia hanya mampu membaca beberapa halaman buku, lalu gelisah, dan mulai mencari-cari hal yang lebih menarik dalam buku itu. Atau ia memandang sekeliling mencari perhatian, bosan, lalu berhenti membaca.

Ini terjadi karena orang yang terbiasa menggunakan Internet biasa membaca teks-teks pendek dengan banyak tautan di sekitarnya. Lalu untuk mencari informasi tinggal mengetikkan kata kunci pada mesin pencari dan dalam beberapa detik sudah muncul deretan informasi yang berkaitan dengan kata kunci. Nah, pola seperti itu lama-lama terbentuk menjadi kebiasaan. Otak menyusunnya sebagai pola atau prosedur standar yang digunakan jika ia ingin mendapatkan dan menyerap suatu informasi.

Maka, ketika seseorang membaca buku, secara tergesa ia ingin menemukan sesuatu yang menarik di buku itu. Ketika tidak segera menemukan, kebosanan pun muncuk dan memilih mencari buku atau hal lain di sekitar yang lebih menarik. Membaca buku pun tidak menjadi momen kontemplatif untuk meresapi satu demi satu makna yang berserakan di dalamnya. Membaca buku tidak lagi dalam. Hanya menyentuh kulitnya saja.

Kesulitan berfokus ketika membaca dan makin asingnya cara berpikir linear, dalam, dan kontemplatif inilah yang secara ringkas disimpulkan oleh Nicholas Carr. Bahwa penggunaan Internet bisa mendangkalkan pikiran. Ini tentu sangat mencemaskan mengingat pengguna Internet semakin hari semakin bertambah banyak. Bahkan telah menembus angka miliaran.

Tentu saja masih ada sisi kelemahan dari argumen Carr ini. Toh, buku finalis Pulitzer Award 2011 ini bisa menjadi peringatan bagi kita agar tidak menjadi adiktif dan obsesif dengan Internet. Jangan sampai Internet mengambil alih sebagian besar fungsi otak kita. (Koran Tempo)

Popular Posts