Teori
efektuasi, yang dikemukakan oleh Saras Sarasvathy, khususnya prinsip
pertama yakni "The Bird-in-hand". Prinsip The Bird-in-hand ini adalah
"Who I Am", "What I Know", dan "Whom I Know". Prinsip ini, sebenarnya
kalau digathukkan (dihubungkan) dengan budaya jawa, ada kesamaannya.
Budaya jawa yang mana? Teman-teman pasti ingat, kalau mencari jodoh,
orang tua kita selalu mengukur calon pasangan dengan
"bibit, bobot dan bebet." Lho, apa hubungannya? BIBIT itu adalah siapa
kita. Siapa kita ditentukan juga, mau tidak mau, oleh bibit. Nah, BOBOT
artinya, kualitas seseorang (nilai) dalam arti yang luas. Artinya, apa
yang kita bisa, baik secara kemampuan intelek maupun kemampuan material.
Dan yang terakhir, BEBET, adalah jenis yang sangat ditentukan dengan
lingkungan, siapa saja teman-temannya. Jadi ini juga sama dengan siapa
saja yang kita kenal. Ini merupakan modal utama (means) dari diri
seseorang.
Jadi, kalau dipikir-pikir, falsafah Jawa tentang
bibit, bobot dan bebet ini, bisa digunakan dalam prinsip
entrepreneurship. Seorang entrepreneur perlu dipertimbangan bibit, bobot
dan bebetnya juga....